Daniel 1

Melakukan yang Terbaik

18 Agustus 2025
GI Purnama

Salah satu penghalang bagi kita untuk melakukan yang terbaik dalam apa yang kita kerjakan adalah karena kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa bahwa diri kita sudah lebih baik daripada orang lain, sehingga kita tidak berusaha untuk memperbaiki diri, padahal standar Allah adalah, "... haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di surga sempurna." (Matius 5:48). Ingatlah bahwa kejatuhan manusia ke dalam dosa telah membuat standar manusia merosot, "karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 3:23). Kita harus mengingat pula bahwa standar kasih yang diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah ".... Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34b). Bila mata kita selalu terarah kepada manusia berdosa, standar kasih kita akan sangat rendah. Akan tetapi, bila kita memandang kepada Kristus yang telah lebih dahulu mengasihi kita, standar kasih kita akan meningkat dan kita akan memperoleh kekuatan untuk melakukan yang terbaik agar TUHAN dimuliakan.

Bila kita memperhatikan kehidupan Daniel dan ketiga temannya, yaitu Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, akan jelas terlihat bahwa standar etika mereka bertiga sangat tinggi. Mereka menolak makanan dan minuman yang disiapkan dengan standar santapan raja karena mereka takut bahwa santapan itu akan membuat mereka menjadi najis, sebab santapan untuk raja umumnya telah lebih dahulu dipersembahkan kepada berhala. Sekalipun mereka memutuskan untuk hanya makan sayuran, mereka cerdas dan sehat karena Tuhan memberkati dan melindungi mereka. Mereka selalu berusaha melakukan yang terbaik, sehingga mereka tidak pernah melakukan kesalahan. Satu-satunya hal yang dianggap sebagai "kelemahan" menurut kaca mata dunia adalah bahwa mereka (Sadrakh, Mesakh, dan Abednego) tidak bersedia menyembah patung emas yang didirikan oleh Raja Nebukadnezar (3:12), dan Daniel tetap setia berdoa tiga kali sehari (6:11). Kesalehan mereka membuat Sadrakh, Mesakh, dan Abednego harus menghadapi lautan api yang amat panas dan Daniel harus masuk ke gua singa. Akan tetapi, Allah menolong mereka! Sadrakh, Mesakh, serta Abednego tidak terbakar dan Allah menutup mulut singa-singa itu (3:14-30; 6:14-29). Sebagai hasil dari ketaatan serta komitmen mereka untuk melakukan yang terbaik di tempat pembuangan, Sadrakh Mesakh, dan Abednego menjadi pejabat tinggi saat pemerintah Babel berkuasa; sedangkan Daniel menjadi pejabat tinggi saat pemerintah Persia berkuasa. Apakah Anda telah bertekad untuk berusaha melakukan yang terbaik dalam posisi Anda saat ini? Apakah Anda memiliki tekad untuk menaati kehendak Allah sekalipun menghadapi ancaman?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design