Rasul Paulus berkata bahwa orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan (3:13). Meningkatnya kejahatan sudah dan terus terjadi. Di negara-negara Kristen, nilai-nilai kekristenan makin luntur dan diganti dengan humanisme, yaitu pemikiran yang mengutamakan manusia. Dalam pemikiran ini, manusia makin berpusat pada diri sendiri dan tidak memedulikan Allah. Manusia yang tidak berpusat pada Allah akan selalu melawan Allah (Galatia 5:17). Dunia adalah tempat yang membawa penderitaan bagi orang percaya, baik secara fisik maupun secara mental. Di beberapa tempat, kegiatan rohani orang Kristen dibatasi dan dihalangi, bahkan tidak jarang disertai penganiayaan. Untuk menguatkan kita menghadapi rintangan, Rasul Paulus mendorong kita mengikuti teladannya, mengikuti cara hidup, tujuan, iman, kesabaran, kasih, dan ketekunannya.
Selain menghadapi masalah penderitaan, orang percaya juga menghadapi tantangan dari hikmat atau filsafat dunia yang dapat menyesatkan kita. Rasul Paulus berkata, "hiduplah oleh Roh, dan kamu tidak akan menuruti keinginan daging." (Galatia 5:16). Hidup oleh Roh adalah hidup berdasarkan firman Tuhan. Alkitab mengajar kita untuk mengenal kehendak dan hukum Allah dengan benar. Akan tetapi, kita harus sadar bahwa kemampuan otak manusia yang terbatas tidak akan mampu memahami sepenuhnya keberadaan Allah yang tidak terbatas. Kita memerlukan bimbingan Roh Kudus agar bisa mengenal Tuhan dan memahami firman-Nya. Kita memerlukan bimbingan orang lain—rohaniwan dan sesama orang percaya—yang sudah lebih dahulu mempelajari firman Tuhan. Alkitab tidak boleh ditafsirkan secara sembarangan dengan mengandalkan intelektualitas manusia. Kedalaman maksud Tuhan di dalam firman-Nya hanya dapat dipahami oleh hati yang bersedia tunduk dan taat kepada-Nya. Bila kita mengandalkan logika kita sendiri, pemahaman kita mungkin bertentangan dengan maksud Allah. Inilah yang terjadi dengan ajaran sesat yang mengklaim ajarannya sebagai ajaran yang berdasarkan Alkitab.
Selain mempersenjatai kita untuk menghadapi hikmat dunia, firman Tuhan memperlengkapi kita untuk melakukan perbuatan baik. Kita diselamatkan agar kita melakukan pekerjaan atau perbuatan baik yang ditentukan Allah bagi diri kita (Efesus 2:10). Perbuatan baik harus dilandasi oleh kasih, bukan dilandasi keinginan dipuji (1 Korintus 13:1-3). Perbuatan baik yang benar adalah perbuatan baik yang dikerjakan untuk memuliakan Allah dan dilandasi kasih kepada Allah dan sesama. Apakah hidup Anda sudah diabdikan untuk melaksanakan perbuatan baik yang dikehendaki Allah bagi diri Anda?