Gereja, Alat Allah Menyatakan Kebenaran-Nya
Kemungkinan besar, pertobatan Timotius merupakan hasil pelayanan misi Rasul Paulus di kota Listra (Kisah Para Rasul 14:6-23; 16:1). Sejak saat itu, Timotius mengikuti Rasul Paulus dan membantu pelayanannya di kota Troas, Filipi, Tesalonika, Berea, Athena dan Korintus. Setelah perjalanan misi kedua itu, Timotius terus menjadi rekan pelayanan misi Paulus berkeliling di kota-kota itu. Kebersamaan ini membuat Timotius terus bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah Tritunggal dan firman-Nya. Menjadikan Timotius rekan pelayanan yang penting bagi Rasul Paulus. Kisah pelayanan Paulus dicatat dalam Kisah para rasul. Tetapi catatan itu hanya sampai saat dia ditahan di Roma sebagai tahanan rumah (Kis.28:30-31). Selebihnya dari itu tidak ada lagi catatan rinci dan kronologis dari pelayanan misi Paulus. Para ahli hanya bisa merangkainya dari surat-surat Paulus yang ada. Mereka memperkirakan, setelah dibebaskan dari tahanan rumah di kota Roma, Rasul Paulus –disertai Timotius– pergi ke kota-kota Asia Kecil sampai di kota Efesus. Timotius kemudian diperintahkan untuk tetap tinggal di kota Efesus untuk menggembalakan gereja ini. Ketika itu, belum ada jabatan gembala. Yang ada adalah penatua (presbiter) dan diaken. Penatua bertugas memimpin/mengelola gereja dengan memberi arahan dalam pelayanan/kegiatan gerejawi, dan mengajar firman Tuhan. Diaken adalah orang yang melaksanakan tugas pelayanan. Pada masa itu, setiap gereja memiliki beberapa penatua, dan tidak ada satu penatua yang ditunjuk menjadi pemimpin tunggal. Pemimpin tunggal dalam satu gereja baru muncul pada abad kedua. Timotius mempunyai kedudukan yang unik saat itu, karena dia bukan penatua, melainkan utusan khusus Rasul Paulus. Dia berada di bawah kepemimpinan Rasul Paulus, tetapi di atas posisi para penatua. Dia memimpin Gereja Efesus yang saat itu terdiri dari beberapa gereja rumah. Tugas Timotius termasuk menetapkan penatua yang bertugas di beberapa jemaat itu. Timotius juga harus mengarahkan dan membimbing mereka dalam pelayanan.
Setelah beberapa waktu, Timotius menulis surat kepada Rasul Paulus dengan maksud meminta izin untuk meninggalkan kota Efesus dan bergabung kembali dengan rombongan Rasul Paulus. Surat 1 Timotius ditulis oleh Rasul Paulus—mungkin dari provinsi Makedonia—sebagai jawaban terhadap surat Timotius di atas. Tujuan surat ini adalah untuk memberi instruksi kepada Timotius agar tetap tinggal di kota Efesus guna melakukan beberapa tugas: Pertama, mengurus beberapa masalah sulit yang muncul di sana; Kedua, mewakili Rasul Paulus—kalau Rasul Paulus terlambat datang, 1 Timotius 3:14—dalam mengambil keputusan, serta memberi instruksi terkait dengan masalah dalam Gereja Efesus; Ketiga, untuk menangkal perkembangan ajaran sesat dan mengingatkan Timotius tentang cara bersikap dan apa yang harus diajarkan kepada jemaat. Surat ini sekaligus merupakan surat penugasan yang menegaskan bahwa otoritas Rasul Paulus diberikan kepada Timotius.
Surat 2 Timotius adalah surat yang ditulis oleh Rasul Paulus saat ia ditahan untuk kedua kali di kota Roma. Penahanan pertama terjadi saat ia naik banding kepada Kaisar Romawi dan menjadi tahanan rumah (Kisah Para Rasul 28:16-31). Penahanan kedua terjadi tidak lama setelah kota Roma terbakar. Saat itu, orang Kristen dianiaya dan dibunuh karena dituduh melakukan pembakaran. Rasul Paulus juga ditangkap, dianiaya, dan dipenjara. Dalam penjara, Rasul Paulus menulis surat Timotius yang kedua.
Ajaran yang Mengesankan, tetapi Kosong
Rabu, 12 November 2025
Bacaan Alkitab hari ini:
1 Timotius 1:1-11
Jemaat mula-mula menghadapi berbagai ajaran sesat yang berusaha disisipkan dalam Injil yang diberitakan para rasul. Mereka dirongrong oleh ajaran yang memaksakan tradisi Yahudi kepada orang Kristen. Ajaran-ajaran menyimpang ini dikumandangkan oleh para pengajar yang berkeliling dari kota ke kota untuk mengambil keuntungan bagi diri mereka sendiri. Ada dua hal yang dikecam oleh Rasul Paulus.
Pertama, para pengajar itu dikecam karena mengupas hal-hal yang tidak perlu dari Kitab Suci, yang bukan merupakan inti pengajaran firman Tuhan yang benar. Mereka menggali topik-topik yang tidak penting seperti silsilah, sejarah, atau latar belakang budaya, dan bukan inti pengajaran. Membahas hal-hal itu menarik dan mengesankan pendengar karena ajaran itu tidak dicatat dalam Alkitab, sehingga pembicara tampak berpengetahuan luas. Sayangnya, penonjolan bunga-bunga khotbah ini membuat berita utama tersingkir dari pemberitaan, dan khotbah itu menjadi kosong dan sia-sia. Peringatan ini sangat relevan dengan kondisi gereja saat ini. Popularitas dan tingkat kesukaan jemaat menjadi prioritas utama sebagian gereja. Ibadah menjadi alat pemuas batin jemaat, bukan sarana untuk menyembah Tuhan. Khotbah yang disampaikan hanya berisi nasihat kehidupan, moral, dan motivasi, bukan pengajaran firman Tuhan yang menumbuhkan kerohanian jemaat. Gereja-gereja ini memberi junk-food yang sedap di indera tetapi tidak menyehatkan, bukan makanan bergizi–yang biasanya kurang sedap–yang sehat untuk pertumbuhan. Saat Anda mendengar sebuah khotbah, apakah Anda menyukai khotbah yang mengandung ajaran yang benar dan mengubah hidup atau Anda lebih menyukai khotbah yang hanya memuaskan telinga tanpa menumbuhkan kerohanian?
Kedua, para pengajar itu dikecam karena mereka menekankan ketaatan terhadap hukum Taurat tanpa landasan pengertian yang benar tentang inti hukum Taurat. Hukum Taurat hanya berguna untuk membatasi kejahatan orang-orang durhaka dengan ancaman hukuman, tetapi tidak bisa mengubah hati yang jahat. Itulah sebabnya, dalam Matius 5:21:48. Tuhan Yesus memperjelas inti hukum Taurat. Misalnya, Tuhan Yesus bersabda, Kamu telah mendengar bahwa dikatakan: Jangan berzina. Namun, Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan hingga menginginkannya sudah berzina dengan dia di dalam hatinya (5:27-28). Niat jahat dalam hati sudah dianggap sebagai dosa meskipun belum terwujud dalam perbuatan. Inti hukum Taurat berkaitan dengan kasih yang tulus dan iman. Saat Anda membaca atau mendengarkan firman Tuhan, apakah Anda berusaha memahami esensi atau inti pesan dari firman Tuhan tersebut?