Mazmur 84

Rindu Hadirat Tuhan

16 Agustus 2025
GI Yorimarlina Umboh

Pernahkah Anda memiliki kerinduan terhadap hadirat Tuhan? Pernahkah Anda merasa ingin datang ke rumah-Nya, berdiam diri di hadapan-Nya, menyembah, dan menikmati damai yang tak tergantikan oleh apa pun di dunia ini?

Mazmur 84 adalah nyanyian ziarah yang dikaitkan dengan bani Korah, anggota suku Lewi yang bertugas di bidang musik di Bait Allah pada zaman Raja Daud. Mazmur ini mengungkapkan kerinduan mendalam untuk berada di hadirat Allah dalam Bait Suci di Yerusalem. Kerinduan ini bukan sekadar kerinduan biasa, melainkan kerinduan yang kudus. Mazmur ini termasuk kategori "mazmur ziarah" yang biasa dinyanyikan para peziarah dalam perjalanan menuju Yerusalem untuk beribadah. Perjalanan tersebut penuh tantangan. Namun, kerinduan bertemu dengan Allah di Bait Suci memberi kekuatan dan penghiburan bagi para peziarah. Mazmur ini menekankan kebahagiaan bagi mereka yang tinggal di rumah TUHAN dan yang memercayai TUHAN. Hal ini menunjukkan bahwa sukacita sejati hanya ditemukan dalam hadirat Allah Secara keseluruhan, Mazmur 84 menggambarkan kerinduan mendalam untuk berada di hadirat Allah dan menekankan pentingnya Bait Suci sebagai tempat perjumpaan dengan Allah. Itulah sebabnya, pemazmur berkata, "Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam! Hatiku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; jiwa ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung laying-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, di dekat mezbah-mezbah-Mu .... (84:2-4). Bukankah Anda adalah anak-anak Allah yang dikasihi oleh Allah?

Dalam perjalanan hidup yang penuh tantangan, pemazmur mengajar kita bahwa kekuatan sejati tidak datang dari situasi yang mudah, tetapi dari kerinduan akan hadirat Tuhan. Seperti peziarah yang menempuh lembah kering dan menemukan kekuatan baru di setiap langkah karena hatinya tertuju ke rumah Tuhan, kita pun dipanggil untuk menjalani hidup dengan arah yang sama, yaitu menuju hadirat-Nya, bukan hanya di hari Minggu atau saat doa bersama, tetapi setiap hari. Kita bisa membangun "bait" kecil di hati kita—tempat kita bertemu dengan Tuhan, berbicara kepada-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. Gereja bukan sekadar bangunan, tetapi rumah sukacita, tempat berjumpa secara pribadi dengan Allah yang hidup. Ketika kita menjadikan hadirat Tuhan sebagai tujuan, sukacita kita bukan lagi bergantung pada keadaan, melainkan menjadi anugerah yang mengalir dari relasi yang hidup dengan-Nya. Apakah Anda memiliki hati yang selalu merindukan hadirat Tuhan?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design