Reformasi: Dari, Oleh, dan Untuk Tuhan
Menurut KBBI, reformasi berarti perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Kata kunci dalam kalimat di atas adalah "perubahan". Ditambah dengan keterangan "secara drastis", reformasi dapat dimaknai sebagai peristiwa penting karena adanya keadaan yang genting (berbahaya). Itulah yang terjadi di tahun 1517. Saat itu, gereja hampir-hampir tidak menjalani panggilan sebagai gereja. Gereja lebih mirip sebuah negara yang sekadar menjalankan fungsi kelembagaan. Dalam beberapa aspek, gereja mirip perusahaan karena adanya kepentingan untung rugi demi terlaksananya ambisi mendirikan bangunan yang megah. Daripada melakukan firman Tuhan secara utuh, gereja memilah dan memilih bagian firman Tuhan yang cocok dengan agendanya, ditambah dengan tradisi yang dianggap sakral. Daripada menggunakan lutut memohon pimpinan, pertolongan, dan penyertaan Tuhan; gereja mengedepankan kuasa, pengaruh, dan cara-cara manipulatif. Jika diperpanjang, saat itu, ada kesan bahwa gereja sangat bobrok dan tanpa harapan. Walaupun tampak sangat menghakimi, itulah fakta menyakitkan yang terjadi dalam sejarah kelam gereja. Dalam kasih karunia Tuhan, marilah kita belajar dari kesalahan masa lalu.
Reformasi Gereja tidak terjadi saat keadaan sedang baik-baik saja, tetapi terjadi karena adanya konteks berupa peristiwa atau masalah yang sangat serius, seperti yang terjadi pada tahun 1517. Dalam konteks yang genting itu, Tuhan membangkitkan Martin Luther untuk membuat perubahan. Martin Luther kita sebut sebagai Bapak Reformasi. Akan tetapi, sebenarnya Tuhan-lah yang memulai Reformasi, bukan Martin Luther. Karena inti reformasi adalah perubahan, tidak mengherankan bila terjadi banyak penolakan karena pada umumnya, orang tidak menyukai perubahan. Perubahan memaksa orang untuk meninggalkan zona nyamannya. Oleh karena itu, lumrah jika diperlukan pengorbanan dan keteguhan hati untuk menghadapi kondisi yang tidak mudah itu. Di atas segalanya, karena reformasi adalah agenda Tuhan, firman Tuhan dan doa harus menjadi pilar utama yang menopang gerakan reformasi. Tanpa firman Tuhan dan doa, reformasi adalah revolusi liar buatan manusia. Apakah firman Tuhan dan doa sudah menjadi pilar utama bagi gereja Anda dan juga bagi diri Anda secara pribadi?
Kiranya Tuhan mengaruniakan hikmat serta keberanian agar kita bisa ikut terlibat dalam agenda reformasi Tuhan serta mengalami reformasi secara pribadi dengan tetap menjaga ketulusan dan kerendahhatian. Soli Deo Gloria (Segala Kemuliaan Hanya bagi Allah). [GI Michael Tanos]
Diinisiasi (Diprakarsai/Dimulai) Allah (Pra-Reformasi)
Jumat, 24 Oktober 2025
Bacaan Alkitab hari ini:
Keluaran 2:23-25; 3:7-8
Pada tahun 1516-1517, seorang biarawan bernama Johann Tetzel dan komisaris kepausan untuk indulgensi (pengampunan dosa dengan syarat tertentu) dikirim ke Jerman oleh Gereja Katolik Roma untuk mengumpulkan uang guna merenovasi Basilika Santo Petrus di kota Roma. Pada masa itu, gereja mengajarkan bahwa iman saja tidak dapat membenarkan manusia, dan bahwa hanya iman yang aktif dalam amal dan perbuatan baik yang dapat membenarkan manusia. Berlawanan dengan ajaran itu, Kitab Suci mengajarkan bahwa keselamatan hanya dianugerahkan Allah berdasarkan iman terhadap berita Injil (Roma 1:16-17). Gereja adalah milik Tuhan (Titus 2:14). Menghadapi keadaan yang kacau ini, Tuhan tidak tinggal diam. Tuhan bekerja dalam kehidupan Martin Luther, sehingga ia menyadari adanya ketidaksesuaian antara praktik dan ajaran gereja dengan ajaran Alkitab. Akhirnya, pada tanggal 31 Oktober 1517—yang di kemudian hari ditetapkan sebagai hari Reformasi—Martin Luther menempelkan 95 dalil pada pintu Gereja Semua Orang Kudus di Wittenberg, Jerman.
Dalam Keluaran 2:23-25, kita membaca bahwa Allah mendengar rintihan orang Israel yang mengeluh karena mengalami perbudakan. Orang Israel adalah umat pilihan Allah. Rencana Allah adalah bahwa melalui mereka, Allah dikenal dan menjadi Allah bagi banyak orang di seluruh dunia. Allah memperhatikan dan memedulikan orang Israel. Allah tidak tinggal diam saat mengetahui bahwa Firaun menghalangi pertumbuhan jumlah orang Israel, "... Lalu Ia mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub." (2:24). Allah bekerja mempersiapkan Musa selama 80 tahun, lalu Ia memanggil dan mengutus Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir. Hal yang sama juga terjadi menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang pertama kali. Sesudah berbicara melalui para nabi-Nya, selama 400 tahun—pada masa antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru—Tuhan diam. Kondisi rohani bangsa Israel sangat merosot, jauh dari standar Tuhan. Para pemimpin agama dan pemimpin bangsa jauh menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Pada waktu-Nya, Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis untuk mereformasi umat Allah yang sudah terpuruk dengan berita pertobatan. Jadi, reformasi bukanlah kemauan Martin Luther atau Musa atau Yohanes Pembaptis, tetapi kehendak Tuhan. Tuhan yang menginisiasi atau memprakarsai terjadinya reformasi.
Saat Anda melihat sesuatu yang tidak beres atau tidak semestinya terjadi, lalu Anda merasa tidak puas dan ingin membuat perubahan, pertimbangkan lebih dahulu: Apakah niat mereformasi itu diinisiasi Tuhan? Ingatlah bahwa reformasi adalah agenda Tuhan!