Kolose 1:1-14

Tujuan Kita Bersyukur & Berdoa

24 Agustus 2025
GI Yogas Wiguna

Kristus sebagai Pusat Segala Sesuatu

Surat Kolose adalah salah satu surat Rasul Paulus yang ditulis saat ia berada dalam penjara. Kemungkinan besar, saat itu, ia sedang dipenjara di kota Roma sekitar tahun 62 M. Surat ini ditujukan kepada jemaat di kota Kolose, yaitu sebuah kota kecil di Asia Kecil yang terletak sekitar 160 km di sebelah timur kota Efesus. Meskipun Rasul Paulus mungkin belum pernah mengunjungi kota Kolose, ia memiliki hubungan erat dengan jemaat di sana melalui Epafras, rekan pelayanan Rasul Paulus yang kemungkinan besar mendirikan jemaat di kota itu.

Tema utama surat Kolose adalah keutamaan dan kecukupan Kristus. Rasul Paulus menegaskan bahwa Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu, serta Kepala gereja. Di dalam Kristus, seluruh kepenuhan Allah berdiam, dan melalui Kristus, segala sesuatu diperdamaikan dengan Allah. Rasul Paulus tidak hanya menunjukkan bahwa Kristus adalah Pusat ciptaan dan penebusan, tetapi juga menunjukkan bahwa Dia adalah Pusat kehidupan rohani orang percaya. "Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan” (Kolose 1:27) merupakan inti spiritualitas Kristen yang sejati.

Surat ini ditulis sebagai respons terhadap berbagai ajaran palsu yang mulai meresap ke dalam jemaat, yaitu ajaran yang mencampurkan elemen-elemen Yudaisme, filsafat Yunani, dan mistisisme lokal, yang berpotensi menggeser Kristus dari pusat iman mereka. Rasul Paulus tidak hanya membela kebenaran Injil, tetapi juga menekankan bahwa identitas baru dalam Kristus seharusnya membentuk cara hidup orang percaya. Ia mengajak para anggota jemaat untuk meninggalkan cara hidup lama dan mengenakan manusia baru yang diperbarui dalam kasih, hikmat, dan ucapan syukur.

Teologi yang benar harus menghasilkan etika yang benar. Oleh karena itu, setelah menjelaskan siapa Kristus dan apa yang telah Ia lakukan, Rasul Paulus mengarahkan anggota jemaat untuk hidup sesuai dengan identitas baru mereka, yaitu mengenakan manusia baru, hidup dalam kasih, dan memuliakan Kristus dalam setiap relasi. Kitab Kolose adalah panggilan untuk kembali kepada pusat iman Kristen, yaitu kecukupan Kristus, keagungan Kristus, dan Kristus yang hidup di dalam kita, artinya terwujud dalam setiap aspek kehidupan kita, baik menyangkut aspek pribadi, keluarga, maupun komunitas. [GI Yogas Wiguna]

Tujuan Kita Bersyukur & Berdoa
Minggu, 24 Agustus 2025

Bacaan Alkitab hari ini:
Kolose 1:1-14

Apa yang biasanya menjadi pokok ungkapan rasa syukur dan doa Anda? Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose dibuka dengan ucapan syukur dan doa. Sekalipun ia menulis di penjara, isi suratnya penuh dengan semangat dan pengharapan. Rasul Paulus tidak memulai dengan teguran atau peringatan, melainkan dengan pujian atas iman, kasih, dan pengharapan yang hidup dalam jemaat. Itulah hal pertama yang muncul dalam pikirannya, bukan kesehatan mereka atau ukuran gereja atau anggaran mereka. Ia memperhatikan bahwa Injil telah berakar dan berbuah di antara mereka sebagai tanda bahwa Allah sedang bekerja di antara mereka.

Rasul Paulus mendoakan agar jemaat dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Allah serta dengan segala hikmat dan pengertian rohani (1:9–14). Tujuannya bukan sekadar menambah pengetahuan intelektual, tetapi membentuk hidup yang layak di hadapan Tuhan, yaitu berbuah dalam setiap pekerjaan baik, bertumbuh dalam pengenalan akan Allah, dan dikuatkan dengan kuasa-Nya untuk menghadapi segala tantangan dengan ketekunan dan sukacita. Rasul Paulus mengajak kita melihat bahwa doa bukan hanya permohonan pribadi, tetapi juga sarana untuk menopang sesama dalam iman. Ia tidak berdoa agar jemaat Kolose bebas dari penderitaan, tetapi agar mereka kuat menghadapi penderitaan. Inilah doa yang berakar dalam Injil, yaitu doa yang tidak menjanjikan kenyamanan, tetapi menjanjikan kehadiran Allah yang setia.

Betapa mudahnya mengaku mengasihi Allah dengan perkataan! Namun, mengasihi Allah secara nyata dengan cara mengasihi umat-Nya itu jauh lebih sulit. Ingatlah bahwa kasih kepada Allah yang sejati akan selalu terwujud dalam kasih kepada sesama, khususnya kepada saudara seiman. Ingatlah bahwa kemungkinan besar, jemaat Kolose adalah hasil pelayanan Epafras, bukan hasil pelayanan Rasul Paulus. Jadi, dalam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus bersyukur karena pekerjaan Tuhan bisa berlangsung melalui pelayanan rekannya, yaitu Epafras.

Dalam kehidupan gereja masa kini, kita sering tergoda untuk menjadikan doa sebagai alat membanggakan diri. Namun, Rasul Paulus menunjukkan bahwa doa merupakan tindakan kasih, yaitu mendoakan pertumbuhan rohani orang lain, memohon agar mereka hidup dalam terang Kristus, dan mengingat bahwa kita semua telah dipindahkan dari kuasa kegelapan ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih (1:13). Mari kita belajar dari Paulus untuk berdoa bukan hanya agar hidup kita menjadi lebih mudah, tetapi agar hidup kita dan hidup sesama kita semakin mencerminkan Kristus. Apakah Anda sudah mengikuti teladan Rasul Paulus dalam hal bersyukur dan mendoakan orang lain?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design