Mazmur ini terdiri dari tiga bagian: Pertama, keluhan kepada TUHAN, termasuk deskripsi tentang situasi mencemaskan yang dihadapi pemazmur (74:1-11). Kedua, mengingat kemurahan TUHAN di masa lampau melalui berbagai peristiwa besar seperti pembebasan dari Mesir dan penyertaan-Nya dalam perjalanan melalui padang gurun. Mengenang kasih setia dan pertolongan-Nya di masa lalu adalah dasar pengharapan bahwa Dia akan menyelamatkan umat Israel dan membawa mereka keluar dari kesulitan yang sedang mereka hadapi (74:12-17). Ketiga, doa yang penuh kesungguhan dan ketulusan hati agar Tuhan memulihkan umat-Nya. Dengan hati yang penuh kerinduan, pemazmur meminta agar TUHAN tidak hanya mengembalikan keadaan mereka, tetapi juga mengingat kembali perjanjian-Nya yang telah dibuat dengan nenek moyang mereka. Pemazmur memohon agar Tuhan melibatkan diri dalam proses pemulihan, mengembalikan kemuliaan-Nya, dan memulihkan hubungan dengan umat-Nya yang telah terputus (74:17-23).
Mazmur ini memaparkan keadaan Yerusalem sebagai reruntuhan yang telantar. Bait Allah dihancurkan dan dibakar. Ukir-ukirannya dirusak. Tembok-temboknya dirobohkan. Yang menderita bukan hanya Yerusalem. Tujuan penghancuran Yerusalem adalah membuat umat Yehuda hancur total. Musuh-musuh membakar semua tempat ibadah. Nabi sudah tidak ada, sehingga umat Yehuda tidak tahu kapan penderitaan mereka akan berakhir. Musuh menghujat dan menguasai seluruh negeri. Mereka mendirikan panji-panji sebagai tanda kekuasaan (74:4). Peristiwa hancurnya kota Yerusalem hampir membuat pemazmur putus asa. Akan tetapi, karena anugerah Allah, pemazmur mengingat kembali penyertaan Allah pada masa lampau, dan ingatan itu menguatkan mereka dalam menghadapi setiap kesulitan. Mengingat kebaikan TUHAN menumbuhkan keyakinan bahwa TUHAN mampu menolong kita menghadapi pergumulan saat ini. Keyakinan ini akan bertumbuh saat kita datang dan bersujud kepada TUHAN di dalam doa.
Dalam menjalani kehidupan, anak-anak Allah kerap kali harus berhadapan dengan "musuh-musuh" yang berusaha menghancurkan iman kita. Musuh-musuh itu bisa berada di mana saja, termasuk di lingkungan kerja, bahkan musuh-musuh itu bisa ada dalam pelayanan kita atau di mana pun. Bila tidak diwaspadai, musuh-musuh itu bisa membuat kita kehilangan pengharapan. Ingatlah bahwa Allah selalu menyertai kita. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang bisa menjatuhkan kita? Hendaklah Anda selalu yakin bahwa Allah yang Anda kenal di dalam Yesus Kritus itu adalah Allah yang hidup dan yang mampu memberi pengharapan kepada diri Anda!