Umat Kristen harus memiliki iman yang sama, yaitu iman kepada Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia dan telah dibangkitkan pada hari ketiga sebagai bukti kemenangan-Nya atas kuasa dosa. Akan tetapi, kita harus menyadari bahwa ada berbagai ungkapan iman yang tidak seragam. Kita tidak selalu bisa menilai secara benar-salah saat kita menyaksikan orang lain mengungkapkan iman dengan cara yang berbeda dengan diri kita. Sebagai contoh, kedua belas murid Tuhan Yesus adalah orang-orang yang mengungkapkan iman secara terang-terangan, tetapi Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea adalah orang-orang yang mengikut Tuhan Yesus secara sembunyi-sembunyi. Ironisnya, saat Tuhan Yesus mati di kayu salib, yang berani meminta jenazah Tuhan Yesus bukan murid yang mengikuti Tuhan Yesus secara terang-terangan, tetapi Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea yang mengikuti Tuhan Yesus secara sembunyi-sembunyi. Jadi, siapa di antara mereka yang lebih beriman?
Dalam bacaan Alkitab hari ini, setelah Nabi Agabus menyampaikan nubuat tentang penangkapan Rasul Paulus, murid-murid di Kaisarea meminta agar Rasul Paulus tidak meneruskan rencana untuk pergi ke Yerusalem. Rasul Paulus menyesalkan pencegahan itu karena ia sudah rela mati untuk Kristus (21:10-13). Para murid di Kaisarea memandang nubuat Nabi Agabus sebagai peringatan kepada Rasul Paulus, tetapi Rasul Paulus memandang hal itu sebagai penegasan atas apa yang akan terjadi, dan ia sudah siap untuk mengalami penderitaan untuk Kristus (bandingkan dengan 20:23-24,38). Apakah sikap para murid di Kaisarea menunjukkan bahwa mereka tidak beriman? Dalam sejarah gereja, dua macam ungkapan iman itu selalu muncul. Ada orang yang mengungkapkan iman secara terang-terangan dan berani menantang kematian, tetapi ada pula orang yang mengungkapkan iman secara sembunyi-sembunyi dan disebut sebagai orang Kristen bawah tanah. Perlu diingat bahwa mengungkapkan iman secara sembunyi-sembunyi harus dibedakan dari sikap menyangkal iman! Orang yang sungguh-sungguh beriman bisa mengungkapkan iman secara sembunyi-sembunyi, tetapi tidak mungkin menyangkal iman!
Orang beriman harus bersedia dan berani mengungkapkan iman! Akan tetapi, iman itu harus kita ungkapkan sesuai dengan keyakinan kita tentang apa yang Allah kehendaki. Kita bisa mengungkapkan iman dengan bersaksi secara verbal atau dengan perkataan, tetapi kita juga bisa mengungkapkan iman melalui doa, tindakan nyata, memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan, dan sebagainya. Bagaimana cara Anda mengungkapkan iman Anda?