Hari ini kita memperingati Hari Raya Pentakosta. Kita perlu sadar bahwa pengertian suatu hari raya sering kali mengalami perubahan makna. Hari Raya Pentakosta yang kita rayakan saat ini berbeda makna dengan Hari Raya Pentakosta dalam Perjanjian Lama. Bagi umat Israel pada masa Perjanjian Lama, Hari Raya Pentakosta adalah suatu pesta pengucapan syukur atas hasil panen gandum. Bagi umat Kristen dalam Perjanjian Baru, makna Hari Raya Pentakosta telah berubah menjadi peringatan atas peristiwa yang dikisahkan dalam bacaan Alkitab hari ini, yaitu peristiwa pencurahan Roh Kudus. Perlu diingat bahwa setelah Roh Kudus dicurahkan pada Hara Raya Pentakosta, Roh Kudus tidak pernah meninggalkan orang yang memercayai Yesus Kristus, serta menghasilkan perubahan hidup yang sangat signifikan dalam kehidupan para murid Kristus. Janji Kristus—yaitu para murid akan menerima kuasa untuk menjadi saksi Kristus saat Roh Kudus turun ke atas mereka (1:8)—terwujud! Para murid—yang sebelumnya bersikap pengecut saat Tuhan Yesus ditangkap, diadili, dan disalibkan—berubah menjadi sangat berani memberitakan tentang Kristus.
Peristiwa pencurahan Roh Kudus pada Hari Raya Pentakosta itu menandai dimulainya suatu era baru. Sebelum Hari Raya Pentakosta, berita Injil tentang Yesus Kristus hanya disampaikan di wilayah Galilea, Yudea, dan Samaria. Para murid Tuhan Yesus masih dalam masa pelatihan sehingga mereka selalu mengikut Kristus yang hadir secara fisik di satu tempat tertentu. Sesudah Roh Kudus dicurahkan, pelayanan para murid tersebar karena Roh Kudus bisa memberikan pendampingan di berbagai tempat yang terpisah secara bersamaan. Oleh karena itu, berita Injil tentang Yesus Kristus bisa tersebar mulai dari Yerusalem dan meluas ke seluruh Yudea dan Samaria, dan terus tersebar secara berangsur-angsur sampai ke ujung bumi. Sebelum Hari Raya Pentakosta, Roh Kudus hanya hadir dalam kehidupan orang-orang khusus yang dipilih oleh Allah. Sesudah Hari Raya Pentakosta, Roh kudus hadir dalam kehidupan setiap orang yang memercayai Yesus Kristus tanpa pengecualian.
Kehadiran Roh kudus yang mendampingi orang percaya ini tidak memiliki batas waktu dan akan terus berlangsung sampai akhir zaman. Oleh karena itu, penantian Roh kudus di Yerusalem itu tidak perlu diulang. Yang perlu dilakukan oleh orang percaya pada masa kini adalah melaksanakan praktik sebagai saksi Kristus sambil menantikan kedatangan Kristus kedua kali. Apakah Anda dan komunitas gereja tempat Anda beribadah sudah berperan sebagai saksi Kristus melalui perkataan dan tindakan yang nyata?