Bacaan Alkitab hari ini mengawali bagian utama Kitab Amsal (10:1-22:16) yang terdiri dari kumpulan perkataan bijak berbentuk dua baris kalimat yang saling kontras, dan secara umum menekankan perbedaan antara kehidupan orang benar dan orang fasik. Amsal 10 dimulai dengan judul, Amsal-amsal Salomo (10:1a), dan dilanjutkan dengan kontras antara gambaran realitas kehidupan orang benar dan orang fasik (10:1b-32) di berbagai aspek kehidupan manusia seperti dalam hal: keluarga (10:1b), pekerjaan (10:2-5), berkata-kata (10:6-14), rasa aman diri (10:15-25), dan kerohanian—yang dikonfirmasi melalui kualitas perkataan yang keluar dari mulut (10:27-32).
Orang yang benar dan berhikmat adalah orang yang takut akan TUHAN, membangun relasi yang akrab dengan-Nya, dan berperilaku benar. Cara hidup orang yang takut akan TUHAN mengikuti kehendak-Nya (10:8,14a), berkenan kepada-Nya (10:17a,25b,27a), menghasilkan rasa aman (10:9a,29a), dan mendatangkan berkat bagi dirinya (10:6a,7a,22). Akan tetapi, cara hidup orang fasik dan bodoh bertentangan dengan kehendak TUHAN (10:9b,17b,23a,32b), mendatangkan akibat dosa (10:10,13b,16b,21b), menjalani kehidupan yang hancur (10: 8b,18,28b) dan terancam hukuman TUHAN, yaitu kebinasaan (10:7a, 14b,15b,25a,29b). Orang yang menjalin relasi yang benar dengan TUHAN akan menjalani kebenaran TUHAN bukan hanya sekadar dengan melakukan kebaikan moral, tetapi juga dengan berkata-kata dalam kebenaran. Dengan berkata-kata dalam kebenaran, ia membangkitkan keinginan orang yang mendengarkannya untuk: mengenal pribadi TUHAN, mengikut TUHAN, dan melakukan hal-hal yang benar.
TUHAN memegang kendali atas seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itu, hiduplah dalam takut akan TUHAN dan ikutilah jalan kebenaran-Nya. Pengikut Kristus disebut berhikmat karena memilih hidup takut akan TUHAN dan menjalani kehidupan yang benar. Hikmat inilah yang menjadi fondasi untuk memiliki kehidupan yang bermakna dan diberkati TUHAN. Pada saatnya, kita harus mempertanggungjawabkan semua pilihan dan tindakan kita di hadapan TUHAN (Matius 12:35-37; 1 Petrus 3:15-17; 4:5). Bangunlah relasi dengan Yesus Kristus, Sang Sumber Hikmat. Pikirkanlah cara agar kita dapat sesering mungkin terhubung dengan kebenaran firman-Nya. Siapa dan hal-hal apa saja yang dapat menolong kita bertumbuh menjadi pribadi yang berhikmat? Perhatikan sikap dan perilaku Anda! Perhatikan kata-kata Anda dan latihlah diri Anda untuk berkata-kata dalam kebenaran, sehingga kehadiran Anda di tengah keluarga, komunitas orang percaya, dan masyarakat membawa sukacita kepada sesama!