Bacaan Alkitab hari ini membicarakan tentang kesejahteraan para imam dan orang Lewi (18:1-8). Umat Allah wajib menjaga dan memperhatikan kesejahteraan mereka. Kita harus peduli terhadap mereka yang dikhususkan untuk melayani Allah. Semua imam umat Israel adalah orang Lewi, tetapi tidak semua orang Lewi menjadi imam. Namun, semua orang Lewi merupakan pegawai tempat suci Allah. Jadi, pasal 18 ini berkaitan dengan kesejahteraan semua orang Lewi.
Perkataan "Inilah hak imam dari umat" (18:3) menunjukkan adanya hukum yang mengatur kewajiban umat Allah untuk memenuhi kebutuhan para imam. Beberapa pengkhotbah Kristen mengeksploitasi ajaran Alkitab tentang kewajiban memberi dan berkat bila memberi untuk mengumpulkan kekayaan, sehingga mereka menjadi sangat kaya, bahkan jauh lebih kaya dibandingkan dengan anggota jemaat yang mereka layani. Untuk menghindari kondisi seperti itu, tunjangan kesejahteraan bagi para pengkhotbah Kristen perlu ditetapkan oleh pengurus atau majelis gereja. Pengaturan bagian yang menjadi hak para imam dalam bacaan Alkitab hari ini merupakan contoh yang baik untuk kita teladani (18:3-4).
Musa berkata, "Mereka boleh makan kurban yang dibakar dengan api bagi TUHAN", dan "TUHANlah milik pusaka mereka" (18:1b, 2b). Apa yang dipersembahkan kepada TUHAN menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan para imam, sehingga TUHAN merupakan milik pusaka mereka. Mengabaikan kewajiban memenuhi kebutuhan para imam dan orang Lewi berarti mengabaikan memberi kepada Allah. Dalam Perjanjian Baru, prinsip memberi kepada para imam dan orang Lewi itu mulai dialihkan kepada orang yang melayani dalam komunitas Kristen (Lukas 10:7; 1 Korintus 9:9-10; 1Timotius 5:17-18).
Sebagian orang Kristen memberi jauh lebih sedikit dari yang sepantasnya mereka berikan untuk pekerjaan TUHAN, bahkan tidak sampai sepersepuluh persen dari penghasilan mereka. Akibatnya, banyak hamba Tuhan yang sulit memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagian orang Kristen membenarkan pemberian tunjangan hidup yang rendah bagi para hamba Tuhan dan staf yang melayani dalam gereja dengan alasan bahwa pelayanan memerlukan pengorbanan, sehingga orang yang melayani tidak boleh mengharapkan imbalan yang tinggi. Hamba Tuhan yang setia sering kali mengalami keterbatasan finansial, sedangkan gereja seharusnya mencukupi kebutuhan para pekerjanya. Apakah Anda telah secara aktif memperhatikan kesejahteraan dan kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual para hamba Tuhan serta staf yang melayani di gereja Anda?