Kasih sejati berasumsi yang terbaik tentang orang lain. Jika seseorang secara tidak sengaja menyinggung perasaan Anda, apakah Anda percaya bahwa tindakan atau perkataan itu dilakukan dengan tak disengaja? Jika seseorang berusaha menyakiti Anda, apakah Anda bisa sabar menanggung segala sesuatu dan memaafkan tanpa syarat? Kita bisa bersyukur jika dalam rapat bersituasi panas, ada orang yang memberi pendapat yang positif. Akan tetapi, bagaimana jika seseorang--dalam rapat--terus-menerus memprovokasi--atau memancing emosi--Anda: Apakah Anda bisa bertahan untuk tidak balas menyerang? Kasih sejati membuat kita--dalam segala keadaan--tidak kehilangan harapan pada orang yang kita kasihi. Kita akan berusaha sekuat tenaga mempraktikkan kasih tanpa syarat terhadap orang yang kita kasihi. Dasar kasih sejati adalah kasih tanpa syarat yang telah Kristus berikan kepada kita. Kita yang kotor, hina, dan menjijikkan telah dibersihkan, disucikan, dan dimuliakan karena kita telah dibeli bukan dengan emas dan perak, tetapi dengan darah Kristus yang mahal (1 Petrus 1:18-19).
Paulus berkata bahwa sekalipun ia memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, kemampuan berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, dan karunia untuk bernubuat dan memahami segala misteri, namun ia bukan siapa-siapa jika tidak memiliki kasih Tuhan. Orang yang sudah mengalami kasih Tuhan seharusnya tidak pernah berkata, "Saya tidak dapat mengasihi orang lain seperti itu!" Tuhan ingin mengasihi manusia melalui kita! Bersyukurlah karena Tuhan telah mengungkapkan kasih yang utuh dan tanpa pamrih ini kepada kita. Berdoalah dan mintalah agar Tuhan memampukan kita untuk mengasihi orang lain sebagaimana Ia mengasihi kita, sekarang juga.