Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 35
Yosia adalah seorang raja yang baik. Banyak hal yang mengagumkan dalam diri Raja Yosia, termasuk dalam hal penyelenggaraan Perayaan Paskah Yahudi yang dilaksanakan menurut ketentuan dalam Hukum Taurat. Sekalipun demikian, menjelang akhir hidupnya, dia kurang peka terhadap kehendak Allah. Saat pasukan Mesir yang dipimpin oleh Raja Nekho bersama dengan tentara Asyur hendak menyerang tentara Babel, Raja Yosia menghadang. Mungkin penghadangan ini dilakukan oleh Raja Yosia karena dia menganggap bangsa Asyur sebagai musuh yang berbahaya. Sebaliknya, kepergian untuk memerangi Bangsa Babel itu dipahami sebagai disebabkan karena perintah Allah, sehingga Raja Nekho mengatakan bahwa penghadangan yang dilakukan oleh Raja Yosia terhadap pasukan Mesir itu merupakan tindakan yang menentang Allah. Sulit bagi kita (dan juga bagi Raja Yosia) untuk memahami bahwa Allah memerintahkan Raja Mesir untuk menyerang tentara Babel. Tidak ada penjelasan tentang bagaimana cara Allah memberi perintah kepada Raja Nekho, tetapi agaknya memang benar bahwa penyerangan tentara Mesir itu merupakan kehendak Allah.
Walaupun Raja Yosia sudah menyamar, tetap saja ia terluka terkena panah, dan akhirnya dia mati karena terluka parah dalam peperangan tersebut. Bila benar bahwa Raja Nekho berperang karena menaati perintah Allah, maka dapat dikatakan bahwa Raja Yosia mati karena dia tidak menghiraukan peringatan Allah yang disampaikan melalui Raja Nekho. Kisah kematian Raja Yosia ini mengingatkan kita bahwa Allah bisa memakai siapa saja, termasuk orang yang tidak termasuk umat Allah, untuk melaksanakan kehendak-Nya. [P]
2 Tawarikh 35:22
"Tetapi Yosia tidak berpaling dari padanya,
melainkan menyamar untuk berperang melawan dia.
Ia tidak mengindahkan kata-kata Nekho, yang merupakan pesan Allah, lalu berperang di lembah Megido."