Senin,8 Juni 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 118
Perkataan “kasih setia” adalah padanan dari kata Ibrani khesed. Selain diterjemahkan sebagai “kasih setia, kata tersebut kadang-kadang bisa diterjemahkan sebagai “belas kasihan”, “kemurahhatian”, dan “kebaikan”. Kata khesed ini berkaitan dengan “perjanjian” dan “kesetiaan”. Bisa kita katakan bahwa kata ”kasih setia” ini menunjuk kepada kesetiaan Allah yang dilandasi oleh perjanjian antara Allah dengan umat-Nya. Meskipun kita mengakui bahwa Allah mengasihi semua bangsa, kasih Allah terhadap umat-Nya bersifat khusus. Bila pada zaman dulu, umat Israel dibedakan dengan bangsa-bangsa lain, pembedaan itu juga berlaku bagi umat Allah pada masa kini yang tidak dibatasi pada bangsa Israel saja. Oleh karena itu, setiap orang percaya seharusnya ikut mengatakan, “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
Wujud dari kasih setia Allah itu adalah bahwa Allah memberi kelegaan bila kita berseru kepada-Nya saat kita berada dalam kesesakan (118:5). Kita tidak perlu takut menghadapi orang yang memusuhi kita karena Allah di pihak kita dan Dia akan menolong kita (118:6-7). Walaupun kadang-kadang Allah membiarkan kita mengalami kesukaran, Allah tidak pernah membiarkan kita (118:18; bandingkan dengan 37:23-24). Respons yang wajar terhadap kasih setia Tuhan adalah dengan bersaksi (118:17 menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN) dan bersyukur (118:19). Wujud kasih setia Allah itu diungkapkan oleh pemazmur dalam wujud nubuatan tentang kedatangan, kematian, dan kebangkitan Kristus (118:22-26). Perhatikan bahwa “hari yang dijadikan TUHAN” (118:24) menunjuk kepada peristiwa kebangkitan, bukan menunjuk kepada hari-hari yang kita lalui saat ini. Oleh karena itu, marilah kita bersorak sorai karena kebangkitan Kristus telah menjamin keselamatan kita (118:24-25). [P]
Mazmur 118:29
”Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”