Munculnya persoalan dalam gereja adalah hal yang wajar! Dalam bacaan Alkitab hari ini, gereja menghadapi persoalan bukan karena ada sesuatu yang buruk, tetapi justru karena ada sesuatu yang baik, yaitu Stefanus—diaken yang belum lama terpilih—ternyata adalah seorang yang penuh anugerah dan kuasa, dan dia mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Hal baik yang dilakukan oleh Stefanus itu membuat beberapa anggota rumah ibadat Yahudi yang disebut Orang-orang Merdeka—dalam TB1 disebut jemaat orang Libertini—menjadi panas dan berdebat dengan Stefanus. Karena kalah berdebat, mereka menyebar fitnah untuk menghasut orang banyak serta para pemimpin agama Yahudi, lalu mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama.
Jangan heran bila gereja kita menghadapi persoalan yang datang dari luar gereja. Biasanya, persoalan yang datang dari luar gereja itu justru akan membuat gereja bersatu dan bertekun dalam doa. Persoalan yang biasanya lebih membahayakan justru persoalan yang muncul dari dalam gereja. Persoalan yang muncul dari dalam gereja—yang biasanya berawal dari hal-hal kecil seperti gosip dan iri hati—bisa membuat gereja menjadi lemah. Sebaliknya, persoalan yang datang dari luar gereja akan membuat persoalan-persoalan kecil dalam gereja hilang dengan sendirinya dan gereja justru akan bertumbuh. Secara umum, jenis persoalan yang muncul dalam gereja memberi petunjuk tentang kondisi kesehatan gereja. Bila banyak masalah yang muncul dari dalam gereja, mungkin hal itu berarti ada banyak hal yang harus dibenahi dalam pengelolaan gereja. Bila masalah-masalah yang muncul berasal dari luar gereja, pandanglah hal itu sebagai kesempatan untuk mempersatukan gereja dan untuk semakin bergantung kepada pertolongan Allah.
Apakah gereja Anda sedang menghadapi banyak masalah? Apakah Anda pernah mengevaluasi: Masalah yang muncul di gereja Anda itu lebih banyak yang berasal dari dalam gereja atau dari luar gereja? Apakah masalah-masalah yang muncul di gereja Anda telah dimanfaatkan menjadi suatu gerakan untuk mendorong setiap anggota jemaat lebih banyak berdoa, lebih bergotong royong untuk saling membantu dan saling menguatkan, atau justru dibiarkan melemahkan semangat dan menghambat pertumbuhan kerohanian seluruh anggota gereja? Bagaimana sikap Anda saat melihat banyaknya persoalan dalam gereja: Apakah Anda tidak peduli atau Anda menjelek-jelekkan gereja Anda sendiri atau Anda tergerak untuk lebih banyak berdoa dan mencari solusi untuk bersama-sama membangun gereja?