Kasih Tuhan Yesus tidak menjadi luntur saat Ia berada di puncak penderitaan. Saat menderita, banyak orang protes kepada Tuhan karena mereka merasa tidak bersalah. Mereka berkeyakinan bahwa orang yang tidak bersalah tidak pantas mengalami penderitaan. Untuk membenarkan diri, saat menderita, banyak orang berusaha menyalahkan orang lain. Akan tetapi, sikap Tuhan Yesus sangat berbeda dengan kebiasaan umum. Yesus Kristus tidak mendendam dan sama sekali tidak menyalahkan orang yang menganiaya diri-Nya. Sebaliknya, hati-Nya penuh kasih dan pengampunan. Saat berada di puncak penderitaan di kayu salib, Ia justru mendoakan orang-orang yang menganiaya Diri-Nya, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (23:34). Ia tidak peduli terhadap ejekan atau olok-olokan.
Tuhan Yesus disalibkan bersama dengan dua orang penjahat, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Nya. Penjahat yang seorang ikut-ikutan mengejek Tuhan Yesus, tetapi penjahat yang seorang lagi menegur penjahat yang mengejek itu karena ia beranggapan bahwa sebagai penjahat, mereka pantas menerima hukuman, sedangkan Yesus Kristus tidak melakukan kesalahan yang membuat dia pantas dihukum. Tuhan Yesus menghargai penjahat yang telah membela Dia dan Ia berjanji kepada penjahat itu, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (23:43). Jelaslah bahwa saat mengalami penderitaan yang amat hebat, Tuhan Yesus tetap memikirkan kepentingan orang lain.
Banyak orang merasa takut menghadapi kematian. Akan tetapi, kedekatan dengan Allah Bapa membuat Yesus Kristus sanggup menyambut kematian dengan tenang, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." (23:46). Bagaimana sikap Anda saat berbagai persoalan menimpa diri Anda: Apakah Anda bisa memaafkan orang yang bersalah terhadap diri Anda? Saat menghadapi berbagai persoalan, Apakah Anda masih bisa memikirkan kepentingan orang lain? Saat menghadapi bahaya, apakah Anda tetap bersandar kepada Tuhan serta meyakini bahwa Tuhan memelihara diri Anda? Sikap Tuhan Yesus di kayu salib amat memesona karena sangat berbeda dengan sikap semua orang lain yang menjalani penyaliban, sehingga kepala pasukan berkata, "Sungguh, orang ini orang benar!" (23:47). Orang banyak yang menonton peristiwa penyaliban itu merasa terhakimi dan mereka sadar bahwa sikap mereka terhadap Sang Guru Agung itu tidak pantas. Oleh karena itu, mereka pulang sambil memukul dada sebagai ungkapan penyesalan (23:48).