Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering diperhadapkan dengan pilihan. Ketika menentukan pilihan, kita sadar akan risiko di balik setiap pilihan yang kita ambil. Hal itulah yang disampaikan oleh bagian terakhir Kitab Nabi Maleakhi yang kita baca hari ini. Teks kita menunjukkan pilihan orang-orang fasik yang secara terbuka tidak menghormati Allah. Mereka menunjukkan ketidakpercayaan kepada Allah melalui tiga ungkapan: beribadah kepada Allah dan menjalankan kehidupan yang saleh adalah sia-sia, orang fasik hidupnya mujur dan bahagia, dan Allah tidak mampu menghukum orang yang mencobai-Nya (3:14-15). Bertolak belakang dengan pilihan orang fasik di atas, orang-orang benar memilih untuk menghormati Allah dengan menjalankan kehidupan yang saleh dan benar di hadapan Allah (3:16). Tentu saja masing-masing pilihan secara langsung membawa akibat yang berbeda, khususnya pada akhir zaman. Pada hari penghakiman, orang akan dengan mudah membedakan apa yang menimpa orang fasik dan orang benar. Allah akan menghukum orang-orang fasik. Mereka akan seperti jerami yang terbakar habis, sebuah gambaran tentang hukuman kekal di dalam neraka (4:1). Sebaliknya, Allah akan menjadikan orang benar sebagai milik kesayangan-Nya, sebuah gambaran tentang menikmati kebahagiaan kekal bersama Allah di sorga (3:17). Allah juga akan menerbitkan--bagi mereka--surya kebenaran untuk memulihkan kehidupan mereka dan menuntun mereka agar hidup dalam kebenaran dan mencapai kemenangan hingga pada hari penghakiman (4:2-6).
Pemaparan di atas mengingatkan kita untuk mengambil pilihan yang benar dalam kehidupan. Orang-orang percaya patut bersyukur karena telah dipilih Allah menjadi bagian dari umat Allah. Melalui karya penebusan Kristus dan pekerjaan Roh Kudus, kita diselamatkan menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12, Roma 8:16). Karena itu, kita tidak termasuk kelompok orang fasik yang akan dihukum seperti jerami dalam api. Kita adalah umat kesayangan Allah yang akan mewarisi kehidupan kekal bersama Allah. Sebagai umat pilihan, kita harus memilih untuk mengisi kehidupan kita dengan hal-hal yang memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama, sesuai dengan tujuan Allah menyelamatkan kita (Efesus 2:10). Kita tidak boleh membiarkan kedagingan membawa kita kembali kepada kehidupan yang sia-sia. Bagaimanakah Anda mengisi hari-hari Anda? Apakah Anda selalu memilih melakukan hal-hal yang memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama?