Sesungguhnya, hidup adalah anugerah Allah. Inilah kesadaran pemazmur dalam mazmur yang kita baca hari ini. Ia juga menyadari bahwa dirinya adalah hamba yang siap melayani Tuannya. Kepada Sang Tuan, ia memohon anugerah agar dirinya bisa hidup (119:17). Perkataan "Lakukanlah kebajikan kepadaku" bisa juga diterjemahkan menjadi "berperkaralah denganku dengan penuh anugerah". Melalui permohonan ini, terlihat bahwa pemazmur mengakui ketidaklayakannya di hadapan TUHAN. Oleh karena itu, ia tidak menuntut upah kepada Tuannya. Yang ia minta adalah belas kasihan agar dirinya bisa hidup.
Akan tetapi, apa yang pemazmur inginkan dengan kehidupannya? Kalimat selanjutnya di ayat 17 bisa diterjemahkan menjadi "supaya aku bisa berpegang pada firman-Mu". Yang menjadi tujuan dan sukacita dari kehidupan sang pemazmur adalah melakukan firman TUHAN. Dengan kata lain, pemazmur ingin memperpanjang hidupnya bukan supaya dirinya bisa menikmati kesenangan dunia lebih lama atau mengejar ambisi yang belum tercapai. Ia bukan ingin hidup lebih lama supaya bisa lebih banyak melakukan dosa. Hal ini mengajar kita bahwa kehidupan hanya pantas dijalani dengan berpegang pada firman TUHAN. Bila kita hidup di luar kekudusan yang dikehendaki Tuhan, sesungguhnya kita sedang hidup seperti orang mati.
Ayat berikutnya merupakan doa pemazmur agar TUHAN menyingkapkan kepadanya keindahan dan keajaiban Taurat-Nya (119:18). Hal ini berarti bahwa tanpa anugerah TUHAN, pada dasarnya, manusia berdosa itu buta dan tidak sanggup memahami keindahan firman TUHAN. Orang yang berada dalam kuasa dosa tidak bisa dan tidak suka terhadap perkataan TUHAN. Sebaliknya, dalam kegelapan pikirannya, manusia hanya memandang hukum-hukum Allah sebagai aturan yang mengikat dan membatasi keinginan dan kebebasan dirinya dalam berbuat dosa. Oleh sebab itu pemazmur memohon agar dirinya diberi kuasa oleh TUHAN untuk dapat mengenali keindahan dan kedalaman makna yang tersimpan dalam Taurat TUHAN, seperti menemukan harta karun yang tersimpan dalam tulisan firman-Nya.
Jadikanlah firman TUHAN yang kita baca hari ini sebagai cermin bagi hidup Anda! Apakah Anda seperti pemazmur yang melihat diri sebagai hamba sehingga hidupnya menjadi milik Tuannya? Bila Anda adalah hamba Allah, seharusnya Anda hidup untuk melakukan apa yang diinginkan oleh Sang Pemilik hidup ini!