Ada anggapan bahwa janji itu seperti kue pai yang mudah dibuat, tetapi mudah pecah. Janji seperti itulah yang terlihat dalam bacaan Alkitab hari ini. Sisa orang Yehuda menghadapi kesulitan. Mereka harus memilih untuk tetap tinggal di negeri itu—dan menghadapi kemungkinan pembalasan bangsa Babel—atau melarikan diri untuk berlindung kepada bangsa Mesir. Mereka memilih untuk berlindung ke Mesir. Akan tetapi, dalam perjalanan, mereka berhenti untuk meminta petunjuk Tuhan dari Nabi Yeremia (42:1-3). Awalnya, permintaan mereka tampak baik dan saleh. Mereka meminta Nabi Yeremia berdoa bagi mereka agar Tuhan memberi tahu ke mana mereka harus pergi dan apa yang harus mereka lakukan. Mereka tampak seperti benar-benar menginginkan petunjuk Tuhan, bahkan mereka bersumpah untuk menunjukkan komitmen mereka, "Maupun baik ataupun buruk, kami akan mendengarkan suara TUHAN, Allah kita, yang kepada-Nya kami mengutus engkau, supaya keadaan kami baik, oleh karena kami mendengarkan suara TUHAN, Allah kita" (42:6). Semua yang mereka lakukan tampak baik dan benar. Mereka mencari pertolongan Tuhan dan berjanji untuk melakukan apa pun yang Dia perintahkan.
Setelah berdoa kepada Tuhan, Nabi Yeremia menyampaikan firman Tuhan kepada orang-orang Yehuda yang tersisa. Isinya adalah Tuhan meminta mereka tetap tinggal di tanah Yehuda, dan Ia akan membangun dan tidak meruntuhkan mereka (42:10). Akan tetapi, jika mereka melarikan diri ke Mesir, maka Tuhan akan menghukum mereka (42:17). Jawaban mereka sangat mengejutkan. Orang-orang yang congkak menuduh Nabi Yeremia berbohong dan telah dihasut oleh Barukh bin Neria untuk mencelakakan mereka (43:2-3). Kemudian, para perwira Yehuda mengumpulkan sisa orang Yehuda dan pergi ke Mesir. Rupanya janji mereka sebelumnya tidak sungguh-sungguh. Karena perkataan Nabi Yeremia tidak seperti yang mereka inginkan, mereka mengingkari janji dan menempuh jalan mereka sendiri. Apakah Anda pernah berdoa meminta bimbingan Tuhan, dan Anda berjanji bahwa Anda akan menaati kehendak Allah, tetapi kemudian Anda mengingkari janji Anda karena kehendak Allah tidak sesuai dengan keinginan Anda? Maukah Anda mencari kehendak Allah dengan tulus dan siapkah Anda untuk patuh saat Allah mengungkapkan kehendak-Nya?