Selama tiga tahun, tidak ada embun dan tidak ada hujan di Israel (17:1; 18:1). Hal ini memperburuk citra Dewa Baal sebagai dewa kesuburan dan dewa badai. TUHAN berkata kepada Nabi Elia, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Ahab, sebab Aku hendak memberi hujan ke atas muka bumi." (18:1). TUHAN memutuskan untuk memberi hujan! Tuhan adalah sumber kesuburan yang nyata dan satu-satunya, bukan Dewa Baal! Selama tiga tahun tidak turun hujan seharusnya menyadarkan bangsa Israel bahwa Dewa Baal tidak berkuasa. Sekalipun demikian, jika TUHAN memberi hujan, mereka bisa beranggapan bahwa dewa mereka telah "pulih" kekuatannya, bukan TUHAN yang memberi hujan. Jadi, sebelum TUHAN mengirim hujan, harus dibuktikan di depan mata banyak orang bahwa Dewa Baal tidak berdaya. Jika Dewa Baal telah terbukti tidak berdaya, orang Israel yang memiliki akal sehat akan menyadari bahwa hujan memang bukan datang dari Baal. Oleh karena itu, perlu diadakan lomba antara TUHAN melawan Dewa Baal.
Lomba yang dilakukan di Gunung Karmel mengontraskan Tuhan dan Dewa Baal. Mengapa Gunung Karmel dipilih sebagai tempat lomba? Gunung Karmel disebut sebagai "Kepala Suci" yang menunjukkan bahwa gunung itu dianggap sebagai tempat yang suci. Dalam catatan sejarah kuno, Gunung Karmel disebut sebagai Gunung Baal atau Tebing Baal. Gunung Karmel tampaknya dianggap sebagai tempat kediaman Dewa Baal. Itulah sebabnya, mezbah TUHAN yang ada di Gunung Karmel dirobohkan oleh rakyat Israel (18:30). Nabi Elia memilih Gunung Karmel sebagai tempat berlomba karena rakyat pasti berpikir bahwa jika Gunung Karmel adalah wilayah Dewa Baal, TUHAN pasti kalah. Akan tetapi, jika TUHAN dapat mengalahkan Dewa Baal di wilayah kekuasaan Dewa Baal itu, TUHAN pasti akan mendapat kemuliaan dan pasti akan membuat Dewa Baal tampak sangat lemah.
TUHAN memenangkan lomba! Dewa Baal didukung oleh 450 orang nabinya, sedangkan kekuatan TUHAN tidak ditentukan oleh jumlah nabi yang mendukung-Nya. Dewa Baal didesak oleh para pendukungnya, sedangkan TUHAN tidak didesak oleh Nabi Elia. Nabi Elia mengenal TUHAN, sehingga ia tidak perlu meniru para nabi Dewa Baal. Apakah Anda mengenal TUHAN yang sejati, sehingga Anda dapat berdoa dengan penuh keyakinan?