Sungguh amat menyedihkan melihat kenyataan bahwa kemerosotan rohani juga terjadi di Kerajaan Yehuda. Walaupun Bait Allah telah berdiri megah di Yerusalem, mereka terpengaruh oleh kepercayaan kafir yang dianut penduduk asli Tanah Kanaan (14:22?24). Akibatnya, di tahun kelima pemerintahan Raja Rehabeam, Tuhan membiarkan Sisak--Raja Mesir--menyerang Yerusalem dan merampas barang-barang berharga di Rumah Tuhan dan rumah raja. Perisai emas terpaksa diganti dengan perisai tembaga (14:25-28). Kemuliaan Rumah Tuhan memudar!
Setelah Raja Rehabeam wafat, ia digantikan oleh anaknya, yaitu Abiam. Raja Abiam tidak berpaut kepada Tuhan dengan sepenuh hati, melainkan hidup dalam segala dosa yang dilakukan oleh ayahnya. Perlakuan Tuhan terhadap Raja Yerobeam yang membuat rakyat Israel berdosa kepada Tuhan berbeda dengan perlakuan terhadap Raja Rehabeam dan anaknya karena Tuhan mengingat kesetiaan Daud (15:5) dan karena Tuhan setia terhadap janji yang telah Ia berikan kepada Daud, "Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." (2 Samuel 7:16). Sebenarnya Tuhan telah mengetahui bahwa tidak semua raja keturunan Raja Daud merupakan raja yang baik. Sekalipun demikian, Tuhan telah memutuskan untuk melanjutkan anugerah-Nya terhadap keturunan Raja Daud. Kasih karunia Allah bukan hanya lebih besar, tetapi lebih gigih, daripada dosa-dosa kita. Walaupun Kerajaan Yehuda di kemudian hari runtuh di tangan bangsa Babel, janji itu tetap terwujud di dalam Yesus Kristus yang merupakan keturunan Raja Daud.
Setelah Abiam wafat, Asa--anaknya--menggantikan dia. Asa melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Sayang, permusuhan dengan Baesa--raja Israel--membuat Raja Asa meminta bantuan Benhadad--raja Aram--dengan memberikan semua emas dan perak yang masih tersisa dalam perbendaharaan rumah TUHAN dan perbendaharaan rumah raja sebagai upeti. Walaupun penulis kitab Raja-raja tidak memberi komentar tentang perbuatan Raja Asa ini, bisa kita duga bahwa Tuhan pasti tidak berkenan. Pernahkah Anda mengalami situasi terpojok yang membuat Anda bertindak dengan menyingkirkan iman Anda? Saat menyadari kesalahan Anda, apakah Anda segera bertobat? Jangan anggap enteng anugerah Allah!