Allah telah menetapkan saat penghukuman bagi bangsa-bangsa yang menjadi musuh umat Allah, yang digambarkan sebagai Lewiatan (27:1), yaitu monster laut yang berbahaya dan mengerikan. Bangsa-bangsa yang menjadi musuh utama umat Allah adalah bangsa Mesir, Asyur, dan Babel. Walaupun bangsa-bangsa itu telah dipakai sebagai alat untuk menghukum umat Allah yang telah berulang-ulang jatuh ke dalam dosa, perlu diingat bahwa penghukuman itu dimaksudkan untuk mendidik atau memurnikan iman umat Allah, bukan menghancurkan atau memusnahkan. Penderitaan umat Allah yang memuncak dalam pembuangan hanya bersifat sementara. Sesudah pemurnian itu selesai, Allah akan memulihkan keadaan umat-Nya. Tindakan musuh-musuh umat Allah yang berlebihan dalam melaksanakan penghukuman pada gilirannya akan mendatangkan hukuman Allah terhadap diri mereka sendiri. Allah hendak membentuk umat-Nya menjadi kebun anggur yang elok (27:2). Pembakaran putri malu dan rumput (27:4) merupakan gambaran bahwa bangsa-bangsa yang menyesatkan umat Allah akan menerima hukuman. Allah memiliki rancangan yang akan menghasilkan damai sejahtera bagi umat-Nya, bukan rancangan yang mendatangkan kecelakaan (27:10; bandingkan dengan Yeremia 29:11). Allah akan mengampuni serta memulihkan keadaan umat-Nya (27:9). Walaupun Alkitab hanya mencatat kembalinya bangsa Yehuda atau Israel Selatan dari pembuangan di Babel, bangsa Israel Utara yang telah tercerai berai juga akan kembali (27:13), walaupun kita tidak mengerti waktu realisasi yang persis dari pemulihan ini. Salah satu wujud pemulihan yang bisa kita ketahui adalah saat kembalinya bangsa Israel dari seluruh dunia untuk mendirikan negara Israel pada tahun 1948.
Rancangan hukuman Allah selalu harus dipandang sebagai satu kesatuan dengan rancangan pemulihan. Bagi umat Allah, hukuman Allah selalu bersifat membangun atau mendidik. Umat Allah pada masa kini pun harus memandang semua masalah yang Allah izinkan terjadi dalam hidup kita sebagai usaha mendidik yang mendatangkan kebaikan bila kita respons secara tepat. Memprotes Allah saat menghadapi masalah adalah ciri ketidakdewasaan secara rohani. Apakah Anda sudah membiasakan diri untuk selalu berusaha menemukan maksud baik Allah melalui semua masalah atau penderitaan yang Anda alami?