Dosa membuat kehidupan bangsa Yehuda berlawanan dengan pengharapan yang diuraikan dalam 2:2-5. Bangsa Yehuda bukan sedang menjalani proses menjadi bangsa yang dihormati oleh bangsa-bangsa lain, melainkan justru akan menjadi bangsa yang lemah, miskin, dan sama sekali tidak patut menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lain (3:1-7, 12). Yang menjadi akar masalah adalah bahwa mereka menentang kehendak Allah, baik melalui perkataan maupun perbuatan (3:8-11). Keadaan buruk yang mereka hadapi seharusnya membuat mereka bertobat dan merendahkan diri di hadapan Allah. Sayang, mereka justru bersikap sombong (3:9). Oleh karena itu, mereka harus berhadapan dengan hukuman Allah (3:16-4:1). Nabi Yesaya telah melihat sendiri kenyataan bahwa kemakmuran dan kejayaan Kerajaan Yehuda telah membuat Raja Uzia menjadi sombong, lalu ia memaksa untuk memasuki Bait Allah guna membakar ukupan, padahal membakar ukupan adalah tugas yang hanya boleh dikerjakan oleh para imam. Akibatnya, Raja Uzia mendapat hukuman Allah berupa penyakit kusta yang membuat ia harus hidup di tempat pengasingan sampai ia mati (2 Tawarikh 26:16-23).
Kita perlu meyakini bahwa semua janji Allah pasti akan dipenuhi. Akan tetapi, kita harus menyadari pula bahwa sebagian janji Allah dalam Alkitab adalah janji bersyarat, yaitu janji yang hanya berlaku bila syaratnya dipenuhi. Syarat itu ada yang jelas terlihat, tetapi ada pula yang harus kita teliti berdasarkan kondisi saat janji tersebut diberikan. Sebagai contoh, banyak orang Kristen menganggap janji penyertaan Tuhan Yesus dalam Matius 28:20 adalah janji bagi setiap orang Kristen dalam segala kondisi. Anggapan itu salah! Janji itu diberikan dalam rangka pengutusan para murid Tuhan Yesus agar mereka pergi untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus. Hal itu berarti bahwa hanya bila kita melaksanakan perintah untuk pergi menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus, barulah kita bisa meyakini bahwa Tuhan Yesus akan menyertai--dalam arti memampukan atau menolong--kita. Oleh karena itu, kita tidak bisa menuntut Tuhan Yesus menyertai saat kita menipu atau mencelakai orang lain. Ada banyak janji dalam Alkitab yang bisa menjadi pegangan bagi kehidupan kita. Apakah Anda telah terbiasa membaca janji-janji Allah dalam Alkitab secara cermat serta memandang janji-janji tersebut sebagai pegangan bagi hidup Anda?