Ketaatan membutuhkan iman yang teguh. Tanpa iman, sangat sulit bagi seseorang untuk dapat menaati seluruh perintah Tuhan. Hal ini terlihat jelas pada diri Saul. Saat berhadapan dengan ancaman yang amat besar, ia tidak sanggup mempertahankan iman. Ia melanggar perintah Tuhan yang disampaikan melalui Samuel, yaitu bahwa ia harus menanti kedatangan Samuel?yang akan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan?selama 7 hari di Gilgal (10:8). Saul sudah menanti, namun keadaan bangsa Israel sudah amat terdesak. Ancaman orang-orang Filistin begitu mengerikan. Rakyat ketakutan sehingga mereka bersembunyi di gua, keluk batu, liang batu, dan perigi. Semua orang diliputi ketakutan yang amat besar saat menghadapi ancaman maut. Setelah 7 hari, rakyat mulai meninggalkan Saul. Menghadapi kondisi seperti itu, Saul memutuskan untuk mengambil tindakan, yaitu Ia sendiri yang mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Saat itu, sebenarnya Samuel sudah hampir tiba. Sayang, Saul tidak sanggup mempertahankan iman sedikit lebih lama. Tindakan gercep (gerak cepat) yang dilakukan Saul berakibat fatal bagi diri dan masa depannya (13:5-14).
Kelihatannya, Saul memiliki masalah insecurity (merasa dirinya tidak aman akibat perasaan rendah diri). Saat dipilih Tuhan melalui undian di depan rakyat, ia bersembunyi (10:22). Dalam bacaan Alkitab hari ini, ketika Yonatan?anak Saul sendiri?berhasil memukul kalah pasukan Filistin di Geba, Saul meniup sangkakala di seluruh negeri agar semua orang mengira bahwa dialah yang telah mengalahkan pasukan Filistin (13:3-4). Saul ingin mendapat penghormatan atas apa yang dilakukan oleh anaknya sendiri. Perasaan terancam membuat Saul tidak sanggup menunggu Tuhan pada waktu ia terdesak. Ia tidak ingin rakyat meninggalkan dia dan beranggapan bahwa ia tidak mampu menjadi pemimpin. Perasaan rendah diri yang terlihat dalam sikap Saul adalah tanda bahwa ia belum benar-benar beriman kepada Tuhan. Saat Tuhan memilih atau memanggil kita, apa yang dikatakan orang atau apa yang dipikirkan orang lain tidaklah penting. Yang penting adalah kita tahu bahwa Tuhan mau memakai kita untuk melakukan pekerjaan-Nya. Kita harus percaya bahwa Tuhan akan memampukan kita. Perasaan tidak aman merupakan salah satu sumber masalah dalam pelayanan!