Bacaan Alkitab hari ini : Keluaran 35:30-36:38
Banyak orang Kristen yang menyangka bahwa persembahan yang dituntut TUHAN dalam Alkitab—khususnya Perjanjian Lama—hanyalah persepuluhan, padahal ada banyak macam persembahan dalam Alkitab. Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita bisa membaca tentang persembahan yang bersifat sukarela, yaitu persembahan khusus untuk membangun Kemah Suci. Saat membaca bagian Alkitab ini, mungkin kita akan sangat terkesan melihat antusiasme orang Israel dalam memberi. Perlu diingat bahwa Kemah Suci yang akan dibangun ini merupakan sebuah bangunan yang bahan-bahannya amat mewah bila mengingat bahwa saat itu bangsa Israel masih hidup berpindah-pindah. Sekalipun demikian, persembahan sukarela yang diberikan oleh bangsa Israel dapat mencukupi semua kebutuhan, bahkan akhirnya Musa harus memerintahkan agar pemberian persembahan dihentikan karena jumlah persembahan sudah melampaui kebutuhan (36:4-7).
Kisah yang kita baca hari ini merupakan tamparan keras bagi anggota gereja yang amat perhitungan dalam memberi kepada TUHAN. Di beberapa gereja, kebutuhan dana untuk operasional gereja saja sering defisit walaupun sebagian anggota gereja menghuni rumah yang tergolong mewah. Pelayanan misi, diakonia, sekolah teologi, dan pelayanan-pelayanan lain yang sifatnya bukan untuk mencari keuntungan sering kali terhambat karena hanya sebagian kecil anggota gereja yang mendukung dana dengan setia. Orang Kristen pada masa kini sangat perlu mengubah pola pikir terhadap kebutuhan gereja dan lembaga-lembaga pelayanan. Bila kita memandang gereja kita sebagai rumah kita sendiri, bahkan sebagai rumah Tuhan yang harus kita muliakan, kita akan berusaha memenuhi kebutuhan gereja. Bila kita memandang pelayanan lembaga-lembaga pelayanan sebagai pelayanan kita sendiri, kita akan ikut mendanai lembaga-lembaga tersebut, sehingga pelayanan lembaga-lembaga itu tidak akan terhambat karena masalah dana.
Persembahan persepuluhan harus kita pandang sebagai jumlah persembahan minimal (target awal bagi setiap orang percaya yang ingin belajar memberi) yang mengungkapkan penghormatan kita kepada Allah—Sang Pemilik segala sesuatu—yang telah memberikan berkat-Nya kepada kita. Kita juga harus terus membuka mata dengan tangan yang terulur untuk memenuhi kebutuhan di sekeliling kita. [GI. Purnama]