Pasal ini mencatat pemulangan gelombang kedua bangsa Israel dari negeri pembuangan ke Yerusalem, sekitar 60 tahun setelah catatan penahbisan Bait Allah di pasal sebelumnya. Perjalanan kedua ini terjadi atas inisiatif Ezra yang meminta izin kepada raja Artahsasta. Ezra adalah imam keturunan Harun yang juga ahli kitab dan mahir dalam Taurat Musa (7:1-6). Dalam perjalanan ini, Ezra mengemban misi menghadirkan reformasi rohani di antara bangsa Israel melalui meneliti, menaati, dan mengajarkan Taurat Tuhan (7:10). Atas pertolongan Allah, raja mengizinkan Ezra dan sejumlah besar orang Israel pulang ke Yerusalem serta berjanji memberi sumbangan emas dan perak (dari kekayaan pribadi dan para penasihatnya serta dari perbendaharaan kerajaan) sebagai bekal perjalanan serta untuk mencukupkan kebutuhan ibadah di Bait Allah (untuk membeli binatang korban persembahan dan kebutuhan lainnya). Selain itu, raja berjanji menanggung semua pengeluaran Ezra serta membebaskan para imam, kaum Lewi dan pelayan Bait Allah dari pajak (7:11-26).
Pasal ini mengajarkan tentang teladan Ezra yang tidak hanya sangat memahami Firman Allah, tetapi juga taat serta bertekad mengajarkan bangsanya mengenal dan menaati firman-Nya. Setelah hidupnya ditransformasi firman Allah, Ezra rindu agar bangsanya juga mengalami transformasi serupa. Kita juga melihat bahwa kuasa Allah bekerja secara tak terduga. Ezra mengaku bahwa tangan Allah melindunginya, sehingga ia disenangi raja dan para penasihatnya dan mendapat bantuan yang tidak terduga dari raja (7:6, 9, 28). Apakah Anda memiliki semangat mencintai dan menaati firman Allah seperti Ezra? Apakah Anda lebih mengharapkan perlindungan tangan Allah atas kehidupan dan pelayanan Anda daripada mengandalkan kekuatan sendiri? [TF]
"Ezra ini berangkat pulang dari Babel. Ia adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel. Dan raja memberi dia segala yang diingininya, oleh karena tangan TUHAN, Allahnya, melindungi dia." Ezra 7:6