Raja Yosafat pulang dengan selamat saat terjadi perang antara pasukan Israel dengan pasukan Aram, sedangkan Ahab--raja Israel--gugur. Yosafat tahu dengan pasti bahwa ia selamat karena dilindungi Tuhan. Tuhanlah yang membujuk para penyerang untuk undur daripadanya, sehingga terluputlah nyawanya (18:31-32). Betapa tentramnya ia saat mengetahui bahwa Tuhan masih mendengar doanya dan melindungi nyawanya. Akan tetapi, saat ia kembali ke istananya, Pelihat Yehu membawa pesan yang mengungkapkan isi hati Tuhan, yaitu bahwa Tuhan murka kepada Raja Yosafat! Pesan ini sangat mengejutkan. Tuhan yang baru saja membela dia dalam peperangan ternyata amat marah kepadanya. Dalam kegentarannya, dia merespons murka Allah dengan bersegera mencari perkenanan-Nya. Dia memerintahkan rakyatnya untuk segera berbalik kepada Tuhan. Ia menunjuk para hakim untuk menjaga agar umat Yehuda tetap berpegang pada perintah TUHAN. Yosafat memerintahkan para hakim untuk selalu "diliputi rasa takut kepada TUHAN" (19:7). Demikian pula saat ia mengangkat para hakim di Yerusalem, ia memberi perintah agar mereka "bertindak dengan takut akan TUHAN" (19:9) agar mereka jangan sampai bersalah terhadap Tuhan dan murka-Nya tidak menimpa mereka.
Walaupun kita sudah menutupi dosa kita dengan rapi dari orang di sekitar kita, jangan pikir bahwa Tuhan tidak mengetahui dosa kita. Bila Tuhan Yesus datang, gentarkah hatimu? Takutkah engkau pada Tuhan? Apakah kenyataan bahwa Tuhan sangat membenci dosa telah membuat engkau hidup dengan sangat hati-hati di hadapanNya? Tuhan bisa memakai berbagai cara untuk mengingatkan kita. Buanglah dosamu dan hiduplah dengan rasa gentar kepada Tuhan! [PHJ]
"Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak ter goncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan." Ibrani 12:28-29