Allah menyuruh Yehezkiel menghadapkan mukanya ke Selatan, yakni ke Yerusalem sebagai simbol hukuman yang akan segera dijalankan atas Israel (20:46; 21:2). Selanjutnya, Allah secara rinci mengungkapkan tahapan dan cara penghukuman tersebut, mulai dengan pedang yang dihunuskan dan tidak mungkin disarungkan lagi (21:1-7). Pedang itu akan melenyapkan orang benar dan orang fasik (21:3). Allah tidak bermaksud menghukum orang benar karena kesalahan orang fasik, namun begitu hebatnya hukuman itu sehingga orang benar yang tinggal bersama orang fasik akan terkena dampaknya. Hukuman Allah dilanjutkan dengan pemakaian pedang yang sudah terhunus tersebut (21:8-17). Melalui bahasa puisi, Allah mengungkapkan bahwa hukuman itu tidak hanya akan membawa penderitaan fisik, tetapi juga menciptakan trauma dan kesedihan yang mendalam. Terakhir, Allah menjelaskan bahwa pedang yang dimaksud adalah pasukan yang dipimpin Nebukadnezar. Raja Babel tersebut sedang merencanakan penyerangan dan hendak memutuskan apakah akan menyerang bangsa Amon di kota Raba atau Yerusalem. Meskipun seolah-olah raja Babel mengambil keputusan berdasarkan hasil tenungan mengocok panah, terafim, atau melihat bintang (21:21), namun sebenarnya keputusan itu adalah hasil pengaturan Allah yang memakai tangannya untuk menghukum Israel.
Perkataan Yehezkiel terhadap bangsa Israel itu memperingatkan kita tentang kepastian hukuman Allah atas dosa yang bisa terwujud dalam cara yang tidak kita duga. Apakah bacaan hari ini mengingatkan bahwa Anda perlu segera bertobat dari suatu dosa khusus? Jika ya, Anda harus segera bertobat sebelum hukuman menimpa diri Anda! [TF]
"Katakanlah kepada tanah Israel: Beginilah firman TUHAN: Lihat, Aku akan menjadi lawanmu dan akan mencabut pedang-Ku dari sarungnya dan melenyapkan dari tengah-tengahmu orang benar dan orang fasik, demikianlah firman Tuhan ALLAH." Yehezkiel 21:3