Bacaan Alkitab hari ini menceritakan jawaban Stefanus terhadap tuduhan palsu yang ditujukan kepada dirinya (6:11-15). Stefanus tidak mau menjawab detail tuduhan yang ditujukan kepada dirinya, tetapi ia menguraikan sejarah Israel untuk menunjukkan bahwa para penuduh itu hanya mengulang atau melanjutkan sikap ketidaktaatan dari nenek moyang bangsa Israel terhadap hukum Taurat. Stefanus menunjukkan bahwa sejarah Israel ditentukan oleh orang-orang yang mengikuti kehendak dan rencana Allah. Oleh karena itu, Stefanus menguraikan tokoh-tokoh penting dalam Sejarah Israel, yaitu: Pertama, Abraham yang meninggalkan negeri asalnya dan pergi ke tanah yang dijanjikan Allah, yaitu Tanah Kanaan (7:2-8). Kedua, Yusuf yang membawa keluarga besarnya ke Tanah Mesir untuk mengatasi bencana kelaparan yang melanda Tanah Kanaan (7:9-16). Ketiga, Musa yang memimpin bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir dan kembali ke Tanah Perjanjian (7:17-44). Keempat, Yosua yang memimpin bangsa Israel memasuki dan merebut Tanah Kanaan (7:45). Kelima, Daud—yang mendapat anugerah Allah—memiliki kerinduan untuk membangun rumah Allah atau Bait Allah. Kerinduan Daud ini diwujudkan oleh Salomo (7:46-47). Orang-orang yang menaati kehendak Allah itulah yang mewujudkan rencana Allah. Akan tetapi, secara umum, nenek moyang bangsa Israel itu keras kepala, selalu menentang Roh Kudus, menganiaya para nabi, bahkan membunuh orang-orang yang memberitakan tentang Orang Benar, yaitu Yesus Kristus yang telah dibunuh oleh bangsa Israel (7:51-52). Ketidaktaatan bangsa Israel terhadap hukum Taurat (7:53) menunjukkan betapa tidak relevannya tuduhan mereka terhadap Stefanus.
Pada masa gereja mula-mula, Alkitab Perjanjian Baru sedang dalam proses penulisan. Yang tersedia hanya Alkitab Perjanjian Lama. Akan tetapi, tokoh-tokoh iman seperti Stefanus memiliki tekad untuk setia melakukan kehendak Allah sekalipun harus menghadapi risiko yang puncaknya adalah kematian. Kesetiaan mereka membuat mereka menjadi penentu sejarah! Saat ini, seluruh kehendak Allah bisa kita baca dalam Alkitab yang telah ditulis lengkap. Bila Anda hendak menjadi penentu sejarah kekristenan, Anda harus berani mengambil risiko dengan menaati kehendak Allah bagi diri Anda! Kisah Para Rasul memperlihatkan kepada kita bahwa risiko bahaya yang kita hadapi saat kita menaati kehendak Allah pada masa kini tidak lebih besar daripada risiko bahaya yang dihadapi oleh gereja mula-mula. Bila Anda tidak bersedia memberitakan Injil, Anda tidak akan ikut menentukan sejarah kekristenan. Apakah Anda ingin menjadi penentu sejarah? Apakah Anda sudah memulai langkah ketaatan terhadap kehendak Allah?