Daud tidak menyangka sama sekali jika hidupnya menjadi seperti ini. Kini ia menjadi buronan paling dicari di seluruh Israel. Untuk menyelamatkan diri, Daud pergi ke Nob. Ini adalah awal pelarian Daud yang berlangsung sekitar sepuluh tahun (1 Samuel 21:1-29:11). Betapa sulitnya kondisi Daud saat itu. Dia kelaparan dan tidak tahu harus pergi ke mana untuk berlindung di tempat yang aman. Daud tidak tahu siapa yang bisa ia percaya. Itulah sebabnya, Daud pergi ke tempat para imam di Nob dan berjumpa dengan imam Ahimelekh. Di sini, Daud terpaksa menipu Ahimelekh untuk meminta roti dan senjata. Kebohongan yang dilakukan Daud tidak bisa kita setujui, sebab kebohongan melanggar kebenaran. Tuhan adalah kebenaran, sehingga Ia membenci kebohongan. Amsal 12:22 mengatakan, "Orang yang dusta bibirnya menjijikkan bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia disenangi-Nya." Ternyata mereka tidak punya roti biasa, yang ada hanya roti kudus yang dikhususkan bagi para imam (Imamat 24:5-9). Ahimelekh memberikan kepada Daud roti kudus untuk dimakan serta pedang Goliat yang selama ini disimpan di Nob. Setelah kebutuhan Daud terpenuhi, ia pergi menemui Akhis, raja kota Gat. Kita tidak mengerti mengapa Daud mencari perlindungan kepada orang Filistin, padahal kota Gat adalah kampung halaman Goliat. Penduduk kota itu pasti menaruh dendam kepada Daud. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan dirinya, Daud pura-pura menjadi orang gila di hadapan Akhis (21:13-15).
Jika kita berada pada posisi Daud, bayangkan betapa ngerinya pergi ke daerah musuh dengan harapan mendapatkan perlindungan dari mereka. Kita meyakini bahwa Tuhan punya maksud tertentu saat Daud menjadi buronan Saul: Pertama, Tuhan membentuk dan melatih Daud agar menjadi orang yang sadar bahwa dia bukan siapa-siapa. Kedua, Tuhan membentuk dan melatih Daud agar selalu bergantung kepada Tuhan. Pengalaman sebagai buronan inilah yang membentuk Daud menjadi pribadi yang senantiasa mengandalkan Tuhan. Perhatikan misalnya tulisan Daud di Mazmur 34 dan Mazmur 56 sebagai doa meminta pertolongan Tuhan serta pujian syukur Daud kepada Tuhan yang telah melepaskan dirinya dari tangan musuh.
Seperti Daud, saat kita menghadapi pergumulan berat, mungkin kita ingin lari dari masalah yang kita hadapi. Pernahkah Anda berada dalam situasi seperti sedang dalam pelarian? Saat Anda mencari perlindungan, apakah Anda mencari Yesus Kristus yang memberi kelegaan kepada kita (Matius 11:28)? Andalkanlah Tuhan dalam segala hal. Itulah kunci keberhasilan dan kemenangan kita! Arahkanlah hati Anda untuk dilatih dan dibentuk oleh Allah!