Ayub kembali mengutarakan penderitaannya, bukan atas dasar kehilangan atau kesakitan, tetapi karena ketiadaan pengharapan (30:26). Ayub merasa dirinya dihina terus (30:1,9,10), sehingga hatinya hancur dan ia merasa sengsara (30:16). Di tengah kondisi seperti itu, Ayub tidak lupa meminta pertolongan Allah. Akan tetapi, ternyata Allah seperti berdiam diri (30:20), padahal Ayub beranggapan bahwa akan ada pertolongan bagi mereka yang sedang mengalami kecelakaan (30:24). Ayub berharap mendapatkan kebaikan, namun ternyata dia mendapat perlakuan jahat (30:26).
Pengalaman Ayub juga sering dialami oleh umat Allah dalam Alkitab. Mereka mengharapkan yang baik, namun ternyata yang ada adalah hal yang jahat. Mereka berseru kepada Allah, tetapi ternyata Allah seperti berdiam diri. Ada kalanya Allah menunggu umat-Nya mengambil keputusan lebih dahulu, keputusan yang sesuai dengan kehendak Allah atau keputusan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Apakah mereka mencari kehendak Allah atau mencari jalan sendiri yang ternyata salah? Di sini, iman dan kesetiaan umat Allah diuji! Sama seperti seorang murid sekolah: Untuk menaiki jenjang yang lebih tinggi, ia harus menjalani ujian. Saat sang murid sedang belajar, gurunya akan memberi tahu apa pun yang sedang dipelajari. Namun, saat sang murid sedang menjalani ujian, gurunya hanya mengawasi, sehingga sang murid harus berjuang sendiri menghadapi ujian berdasarkan apa yang sudah ia pelajari dari gurunya. Demikian pula, akan tiba saat bagi umat Allah untuk dibiarkan Allah berjuang sendiri, agar mereka bisa bertumbuh ke jenjang yang lebih tinggi secara rohani.
Yang menjadi masalah dalam ujian iman adalah tidak ada seorang pun yang tahu kapan ujian itu akan dilaksanakan dan bagaimana ujian itu akan berlangsung. Sama seperti seorang anak yang akan menjalani ujian, anak itu tidak tahu pertanyaan apa yang akan ia jawab. Namun, kalau dia sudah menguasai pelajaran pada masa pembelajaran, pertanyaan apa pun akan bisa dia jawab, sehingga dia akan lulus ujian. Demikian juga dengan ujian bagi umat Allah, Anda tidak perlu tahu kapan ujian akan berlangsung dan bagaimana wujud dari ujian tersebut. Yang terpenting adalah apakah selama proses pembelajaran, Anda sudah belajar dengan baik, sehingga saat ujian berlangsung, Anda sudah siap menghadapinya. Allah memberi kesempatan kepada umat-Nya untuk menghampiri Dia melalui kehidupan doa, ibadah, saat teduh pribadi, dan sebagainya. Apakah Anda sudah memanfaatkan kesempatan itu dengan baik?