Sabtu, 6 Desember 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 22
Dalam keadaan sangat lemah setelah dipukuli (21:30-32), Rasul Paulus meminta kesempatan untuk berbicara kepada orang-orang sebangsanya (21:39). Tidak ada kebencian dalam dirinya kepada mereka. Sebaliknya, dia selalu rindu supaya orang-orang sebangsanya percaya kepada Tuhan Yesus. Maka, walaupun dalam kondisi lemah, dia ingin bicara.
Rasul Paulus memulai dengan menceritakan kisah hidupnya: Pendidikannya di bawah Gamaliel, kegiatannya membunuhi pengikut Jalan Tuhan, dan tugas dari Imam Besar untuk pergi ke Damsyik. Semua orang Yahudi kagum mendengarnya. Kemudian dia bercerita tentang wahyu yang dia terima yang ternyata tentang Tuhan Yesus. Terakhir, dia bercerita tentang tugas baru yang dia terima untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain. Sampai di situ, orang Yahudi murka dan ingin membunuh dia! (22:1-22).
Mengapa di saat yang sangat penting itu, Rasul Paulus perlu menyebut “bangsa-bangsa lain”? Bukankah isu ini membuat orang Yahudi murka kepadanya (21:27-30)? Tetapi, bagi Rasul Paulus, itulah yang sangat penting. Janji bahwa Abraham akan menjadi berkat bagi segala bangsa sudah tergenapi di dalam Tuhan Yesus. Rasul Paulus ingin agar orang-orang sebangsanya melihat hal yang sama dengan dia. Rasul Paulus ingin mereka cemburu kepada bangsa-bangsa lain dan mau percaya (Roma 11:14). Harapan inilah yang membuat Rasul Paulus terlihat “bodoh”.
Mungkin kita jarang berdoa untuk orang Yahudi. Maukah kita seperti Rasul Paulus merindukan supaya orang-orang Yahudi, bangsa yang pertama kali diberi janji oleh Tuhan, melihat bahwa semuanya sudah digenapi di dalam Yesus Kristus? Bersyukurlah untuk rencana keselamatan Tuhan yang begitu agung, yang sudah membawa kita—“bangsa lain” ini—menjadi percaya. [Siauw]
Roma 1:16
“Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.”