Sangat mengejutkan bila kita menyadari bahwa orang-orang yang bermufakat untuk membunuh Yesus Kristus adalah imam-imam kepala dan para ahli Taurat. Jelas bahwa mereka adalah orang-orang yang taat melakukan kewajiban keagamaan, rajin beribadah, rajin berdoa, dan rutin membaca Kitab Suci Sekalipun demikian, ternyata bahwa mereka tidak memiliki hati yang takut kepada Allah. Mereka lebih takut kepada manusia. Ketakutan kepada orang banyak membuat mereka mencari-cari jalan agar dapat menjalankan rencana membunuh Yesus Kristus tanpa berhadapan langsung dengan orang banyak yang senang mendengar pengajaran Tuhan Yesus (22:2). Jelas bahwa semua kegiatan keagamaan yang mereka lakukan tidak berpengaruh terhadap cara hidup mereka. Tidak adanya perubahan hidup membuktikan bahwa spiritualitas mereka bermasalah. Jika kita merasa sudah lama menjadi orang yang percaya kepada Kristus, tetapi sifat-sifat lama kita tidak berubah, kita harus bertanya kepada diri sendiri apakah spiritualitas kita selama ini sudah benar atau hanya merupakan spiritualitas yang palsu. Bila kita sudah benar-benar percaya kepada Kristus, Roh Kudus pasti sudah tinggal di dalam hati kita dan mengubah kehidupan kita, meskipun perubahan hidup itu tidak selalu berlangsung secara drastis.
Yudas adalah contoh lain dalam bacaan Alkitab hari ini yang terjebak oleh spiritualitas yang palsu. Ia sudah mengikut Tuhan Yesus selama beberapa tahun, namun kerohaniannya tidak beres. Yudas dikenal sebagai seorang pencuri (Yohanes 12:6). Yudas dipercaya untuk memegang kas tim pelayanan Tuhan Yesus. Namun, ia justru sering mencuri uang yang dia kelola. Yudas tidak pernah sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus sehingga ia tidak mengalami perubahan hidup. Sesungguhnya, Yudas tidak sungguh-sungguh mengabdi kepada Allah, melainkan mengabdi kepada mamon--artinya kekayaan atau keuntungan. Alkitab menyebut secara terus terang bahwa Yudas mengkhianati Tuhan Yesus karena uang (Matius 26:15; Markus 14:10-11). Sungguh amat menyedihkan bahwa hanya karena uang 30 keping perak, Yudas tega menjual Yesus Kristus, Gurunya sendiri. Namun, orang yang memiliki spiritualitas yang palsu memang dapat melakukan berbagai macam kejahatan tanpa rasa takut kepada Allah di dalam hati mereka. Apakah Anda memiliki spiritualitas yang benar?