Perikop ini terdiri dari tiga bagian yang ditandai dengan adanya tiga perintah utama dan hadirnya tiga kali kata ?hidup?, yaitu ?hiduplah di dalam kasih? (5:1-7), ?hiduplah sebagai anak-anak terang? (5:8-14), dan ?perhatikanlah . . . bagaimana kamu hidup? (5:15-21).
Perintah pertama adalah ?hiduplah di dalam kasih? (5:2). Rasul Paulus menjadikan kasih Kristus sebagai model kasih yang harus diikuti, yaitu kasih yang mau berkorban dan bersedia membayar harga untuk orang lain (5:3). Melayani sesama dengan cara ini bukan hanya menyenangkan Allah (?kor-ban yang harum bagi Allah?), tetapi juga berarti menuruti Allah dan Kristus. Kemudian, Rasul Paulus mendaftarkan segala kejahatan yang bertentangan dengan kehidupan di dalam kasih yang harus disingkirkan dari kehidupan orang percaya, baik kejahatan dalam perbuatan seperti percabulan, kece-maran, keserakahan (5:3), maupun kejahatan dalam perkataan seperti perkataan kotor, perkataan kosong, dan perkataan sembrono (5:4). Berbagai kejahatan di atas harus disingkirkan karena para pembuat kejahatan tidak mendapat bagian di dalam Kerajaan Allah (5:5), dan bahwa kejahatan mendatangkan murka Allah (5:6). Agar orang percaya tidak terpengaruh untuk melakukan kejahatan yang sama, ia menasihati agar orang percaya tidak ?berkawan dengan mereka? (5:7).
Perintah kedua adalah perintah untuk hidup sebagai anak-anak terang (5:8b) yang ditandai dengan skema dahulu-sekarang (5:8a; bandingkan de-ngan 2:1,4 dan 2:11,13). Perintah ini menunjukkan fakta bahwa orang percaya, karena kasih karunia Allah, sudah beralih dari sebagai warga kerajaan kege-lapan menjadi warga kerajaan terang, yaitu kerajaan Kristus dan Allah (5:5). Kehidupan anak-anak terang ditandai dengan kehidupan yang berbuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran (5:9), dan ketiga buah terang inilah yang menjadi dasar orang percaya untuk menguji dan mengevaluasi berbagai isu untuk membedakan mana perbuatan gelap?yang tidak berbuahkan apa-apa (5:11)?dan mana perbuatan terang yang berkenan kepada Allah (5:10).
Perintah ketiga adalah perintah untuk memperhatikan dengan saksa-ma cara hidup kita (5:15), yang ditandai oleh tiga antitesis (tiga pasang nasihat yang berlawanan), yaitu: 1) jangan seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif (5:15b); 2) jangan bodoh, tetapi berusahalah mengerti kehendak Tuhan (5:17); 3) jangan mabuk oleh anggur, tetapi penuhlah dengan Roh (5:18). Kehidupan dalam Roh tampak dalam perkataan (5:19-20) dan dalam perbuatan merendahkan diri (5:21).