Bacaan Alkitab hari ini : 1 Korintus 9
Apa yang disampaikan Rasul Paulus di pasal 9 ini tidak terlepas dari pembahasan di pasal sebelumnya. Di pasal 8, Rasul Paulus meminta agar jemaat Korintus yang memiliki pengetahuan melepas hak mereka untuk makan daging yang dibeli atau dimasak di kuil penyembahan berhala. Meskipun mereka berhak untuk makan daging yang sudah dipersembahkan kepada berhala, namun demi saudara-saudara mereka yang masih lemah hati nuraninya—karena belum memiliki pengatahuan yang sama—mereka sebaiknya melepas hak mereka untuk makan daging. Berkaitan dengan perintah tersebut, Rasul Paulus mengatakan bahwa ia melakukan hal yang sama, yaitu ia melepas haknya untuk mendapat dukungan materi sebagai seorang rasul, padahal sebenarnya ia berhak mendapatkan dukungan untuk hidupnya (9:4-12).
Semua rasul lain—termasuk Kefas/Petrus—mendapat dukungan untuk diri mereka sendiri dan untuk istri yang mereka bawa dalam pelayanan. Hanya Rasul Paulus dan Barnabas yang tetap bekerja untuk menafkahi diri mereka sendiri (9:4-6). Namun, rupanya tindakan Rasul Paulus yang melepas haknya untuk mendapat dukungan materi justru menimbulkan masalah. Di luar dugaan, Jemaat Korintus justru meragukan kerasulan Paulus karena ia tidak mau menerima uang mereka. Mereka memandang rendah Rasul Paulus yang bekerja dengan tangannya—yaitu membuat tenda—untuk mendapatkan nafkah. Sikap jemaat Korintus ini disebabkan karena mereka terpengaruh oleh pemikiran budaya Yunani yang memandang rendah pekerjaan fisik. Itulah sebabnya, mereka mengkritik tindakan Rasul Paulus bekerja dengan tangan dan meragukan kerasulannya (9:1-3).
Bagaimana tanggapan Rasul Paulus? Apakah ia lalu melepaskan pekerjaannya dan menerima saja uang dari jemaat Korintus supaya ia diakui dan disamakan dengan para rasul lain? Sama sekali tidak! Rasul Paulus tetap bekerja dan memenuhi kebutuhannya sendiri! Bahkan, ia merasa bangga karena dapat memberitakan Injil tanpa upah (9:15-18). Yang terpenting baginya adalah memberitakan Injil. Jika penerimaan uang dari jemaat Korintus menghalangi pemberitaan Injil‒dalam kasus ini kemungkinan demikian‒Rasul Paulus lebih rela melepas haknya demi Injil. Sungguh, Rasul Paulus adalah teladan yang luar biasa! Apakah Anda rela melepaskan hak Anda demi keberhasilan pemberitaan Injil? [GI Wirawaty Yaputri]