Bacaan Alkitab hari ini : Kejadian 23
Tanpa terasa keluarga Abraham kini sudah di ujung usia senja. Sang istri yang sangat dia cintai, Sara, akhirnya meninggal dunia di tanah Kanaan, suatu tanah asing yang bukan milik Abraham. Dalam tradisi bangsa-bangsa asing saat itu, merupakan masalah besar apabila seseorang menguburkan anggota keluarganya begitu saja tanpa membeli tanah pekuburan. Itulah latar belakang kisah yang dicatat dalam Kejadian 23 ini.
Selain memberi informasi tentang situasi adat bangsa Het saat itu, apa makna kisah tersebut bagi pembaca Alkitab pada masa kini? Pertama, bagian ini khusus berbicara tentang anugerah Allah yang telah melembutkan hati para pemimpin bangsa Het, saat Abraham berbicara kepada mereka. Apa yang membuat seorang asing seperti Abraham dapat dengan mudah mendapat belas kasihan, dan bahkan penerimaan secara utuh, dari bangsa Het—bangsa yang tidak mengenal Yahweh-– jika bukan karena kemurahan Tuhan? Kedua, Tuhan bukan saja telah melembutkan hati bangsa Het, namun Ia juga telah membukakan jalan bagi Abraham untuk membeli tanah dan gua tempat menguburkan Sara. Kejadian ini cukup unik karena keberhasilan Abraham membeli tanah tersebut jelas tidak jamak ditemukan. Bukan hanya status Abraham sebagai bangsa asing saja yang dapat menjadi persoalan, namun kenyataan bahwa ia bukan termasuk penyembah dewa lokal juga dapat menimbulkan penolakan, sama halnya dengan kesulitan yang muncul ketika seorang penyembah dewa Baal ingin membeli tanah di Yerusalem. Ketiga, secara tidak langsung, Tuhan menegaskan janji-Nya kepada Abraham tentang tanah warisan. Walaupun saat itu Abraham hanya membeli sebidang tanah yang kecil, namun—di masa depan—bangsa Israel akan kembali ke sana dan menduduki seluruh Tanah Kanaan sebagai Tanah Perjanjian yang telah dijanjikan Tuhan.
Betapa luar biasanya bukti kesetiaan Tuhan pada janji-Nya! Saat kita merasakan kehilangan atau kemalangan pun, janji Tuhan tetap diwujudkan! Oleh karena itu, marilah kita tetap memandang kepada Tuhan dan percayalah bahwa Ia tidak akan pernah melupakan janji-Nya dalam setiap kesusahan yang sedang kita alami. [Sung]