Serigala berbulu domba adalah ungkapan yang tepat bagi orang yang nampak baik dan benar, tetapi sebenarnya menyesatkan. Orang seperti ini bukan hanya ada di luar gereja, tetapi ada pula di dalam gereja. Adanya penyesat dalam gereja saat itu membuat penulis Surat Yudas merasa prihatin, sehingga ia menulis surat ini agar jemaat mewaspadai adanya guru-guru palsu yang dapat menyesatkan jemaat melalui pengajaran dan tingkah laku mereka. Para guru palsu itu telah menyalahgunakan kasih karunia Allah untuk memuaskan hawa nafsu, mencemarkan tubuh, menghina kekuasaan Allah, mengeluh, dan menjilat untuk mencari untung (1:7-8, 16).
Jangan takut terhadap adanya serigala berbulu domba di dalam gereja, tetapi kita harus bersikap waspada dan melakukan empat hal ini: Pertama, kita harus membangun iman berdasarkan kebenaran Alkitab. Dengan demikian, kita akan semakin memahami kehendak Allah (1:20). Kedua, kita harus memelihara iman di dalam kasih (1:21). Perhatikan bahwa membangun iman merupakan proses yang berlangsung terus-menerus dengan berlandaskan kasih kita kepada Allah. Ketiga, kita harus menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang terombang-ambing karena ragu-ragu (1:22). Iman dan kasih yang kita miliki bukan dimaksudkan untuk diri sendiri saja, tetapi harus terpancar kepada semua orang melalui diri kita. Keempat, kita harus secara aktif mengajak mereka yang tersesat ke jalan yang benar (1:23). Berdasarkan keyakinan iman yang benar dan kasih yang Allah berikan kepada kita, berusahalah untuk meyakinkan mereka yang tersesat agar bertobat dan kembali kepada Allah. Sudahkah Anda mewaspadai ajaran yang dapat menyesatkan Anda? [BW]
"Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus." Yudas 1:20