Sebagai umat Tuhan, adalakalanya kita menyaksikan atau bahkan mengalami sendiri kesusahan, kekecewaan, bahkan keputusasaan. Di saat seperti itu, apa yang harus kita lakukan? Bacaan Alkitab hari ini merupakan sebuah "doa seorang sengsara, pada waktu ia lemah lesu dan mencurahkan pengaduhannya ke hadapan TUHAN." (102:1) Dalam doanya, pemazmur menceritakan kesusahannya dalam menjalani hari-harinya. Ia merasa bahwa hari-harinya berlalu seperti asap, semangatnya lemah, keluhannya nyaring. Ia tak bisa tidur. Ia menerima celaan dan hinaan dari musuh-musuhnya. Hari-harinya dipenuhi tangisan bagaikan bayangan yang memanjang, dan ia sendiri layu seperti rumput. Namun, saat ia memandang kepada TUHAN, ia menyadari bahwa TUHAN itu bersemayam (memerintah) untuk selama-lamanya. TUHAN menunjukkan bahwa Dia mengasihi umat-Nya, mendengar doa umat-Nya, dan akan menolong umat-Nya. Sekalipun segala sesuatu bisa berubah, pemazmur tetap memercayai TUHAN dan ia bisa merasa tenteram karena ia percaya bahwa TUHAN itu ada, tetap menyertai umat-Nya, serta tak pernah terlambat bertindak untuk menyatakan kemuliaan-Nya.
Apakah Anda merasa bahwa kehidupan ini terasa berat, mengecewakan, dan membuat Anda merasa putus asa? Tirulah pemazmur yang dalam keputusasaannya memutuskan untuk mencurahkan segala beban berat, keluh kesah, dan tangisan dalam doa sambil terus memandang kepada Tuhan. Sadarilah bahwa Tuhan itu kekal, tetap ada, tetap sama, tetap menyertai Anda, tetap mengasihi Anda, dan tidak pernah terlambat dalam bertindak untuk menyatakan kemuliaan-Nya. [SS]
"Tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan. Anak hamba-hamba-Mu akan diam dengan tenteram, dan anak cucu mer eka akan tetap ada di hadapan-Mu." Mazmur 102:28-29