Senin, 24 Maret 2014
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 22:1-40
Raja Ahab sebenarnya sadar bahwa 400 nabi yang dia kumpulkan adalah nabi-nabi palsu yang hanya berusaha menyenangkan hati Raja Ahab. Dia sadar pula bahwa nabi TUHAN yang sesungguhnya adalah Nabi Mikha bin Yimla. Yang menjadi masalah, Nabi Mikha selalu menyampaikan firman TUHAN apa adanya. Karena kelakuan Raja Ahab sering menyakitkan hati TUHAN, firman TUHAN yang disampaikan melalui Nabi Mikha selalu mengenai malapetaka (hukuman TUHAN). Sayangnya, Raja Ahab tidak cukup rendah hati untuk menerima teguran. Oleh karena itu, dia membenci Nabi Mikha. Dia hanya mau mendengar firman TUHAN yang enak (menghibur, membesarkan hati), dan dia tidak mau mendengar firman TUHAN yang tidak enak (bersifat menegur).
Dalam hidup kita, mungkin saja kita bersikap seperti Raja Ahab. Bila kita melakukan kesalahan, kita tidak mau mendengar teguran dan kita membenci orang yang menegur kita. Marilah kita mengintrospeksi diri kita: Bila kita mendengar khotbah, apakah kita beranggapan bahwa khotbah yang baik adalah khotbah yang lucu dan menghibur? Apakah kita beranggapan bahwa khotbah yang selalu mengulas firman Tuhan secara teliti kita anggap sebagai khotbah yang membosankan? Bila kita membaca Alkitab, apakah kita senang mengulang-ulang membaca bagian yang menyenangkan dan menghindari bagian Alkitab yang membosankan? Apakah kita menganggap gereja yang tidak pernah menyampaikan teguran TUHAN sebagai gereja yang baik? Bila jawaban kita adalah “ya”, kita bisa terjebak untuk bersikap seperti Raja Ahab! [P]
1 Raja-raja 22:8
Jawab raja Israel kepada Yosafat:
“Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka.
Orang itu ialah Mikha bin Yimla.”
Kata Yosafat: “Janganlah raja berkata demikian.”