Mazmur 90

Ajar Kami Menghitung Hari

1 Januari 2026
Pengantar Redaksi untuk GeMA edisi Januari-Februari 2026

Puji Tuhan! Akhirnya, GeMA berhasil diselesaikan sehingga bisa mendampingi pembaca dalam menghadapi berbagai pergumulan saat ini. Tahun ini, banyak orang memasuki tahun baru dengan merasa was-was. Kerusakan lingkungan telah mengakibatkan banjir dan tanah longsor di berbagai tempat. Ancaman bencana alam ini masih ditambah dengan kondisi ekonomi yang kurang optimis. Kita semua berharap agar aparat pemerintah, anggota legislatif, dan para penegak hukum terus memiliki kesadaran bahwa pada suatu saat, semua perbuatan kita harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, sehingga mereka berhati-heti sebelum mengambil keputusan dan bertindak. Kita juga berharap bahwa dalam situasi sulit saat ini, anugerah Tuhan memungkinkan umat Kristen untuk bisa tetap menjadi garam dan terang yang menyinari lingkungan tempat kita berada, bahkan menjadi berkat bagi seluruh bangsa.

Pada edisi ini, kita akan merenungkan Mazmur 90-106, Surat Ibrani, 7 kitab nabi kecil (Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai), dan Yohanes 1-3. Melalui kitab Mazmur, kita akan merenungkan kasih setia Allah yang tidak berubah. Melalui Surat Roma, kita diharapkan memiliki kepercayaan yang benar, yang menghasilkan perilaku yang benar. Melalui kitab Obaja, kita akan merenungkan tentang penghukuman Allah terhadap bangsa Edom yang telah berlaku jahat terhadap bangsa Israel. Melalui kitab Yunus, kita akan merenungkan bahwa keadilan Allah yang membuat Ia menghukum dosa selalui disertai dengan anugerah Allah yang membuat Ia mengampuni pendosa yang mau bertobat dan menghampiri Allah. Melalui kitab Mikha, kita akan merenungkan bahwa pengumuman tentang penghukuman Tuhan terhadap umat-Nya disertai dengan pengharapan sesudah penghukuman itu berakhir. Melalui kitab Nahum, kita akan merenungkan bahwa Allah akan menghukum bangsa Asyur yang menindas umat Allah serta menghibur umat Israel yang mengalami penindasan. Melalui kitab Habakuk, kita diingatkan untuk hidup dalam iman saat mengalami berbagai pergumulan hidup. Melalui kitab Zefanya, kita akan merenungkan bahwa teguran Allah yang keras terhadap umat-Nya itu dilandasi oleh kasih. Kitab Hagai mengingatkan umat Tuhan agar mengingat tanggung jawab mereka untuk membangun kembali Bait Allah. Injil Yohanes ditulis supaya pembaca? Anda dan saya? Memercayai Yesus Kristus dan memperoleh hidup yang kekal. Semoga GeMA terus menjadi berkat bagi kita semua!





Pengantar Kitab Mazmur
Kasih Setia yang Tidak Berubah

Mazmur 90-106 menandai pergeseran spiritual, teologis, dan emosional dalam perjalanan iman umat Israel. Jika mazmur-mazmur sebelumnya mengungkapkan pergumulan personal, ratapan tentang musuh, dan seruan untuk keadilan, Mazmur 90-106 menghadirkan suasana yang lebih luas, yaitu refleksi nasional yang timbul dari pengalaman krisis identitas dan penderitaan sejarah, kemungkinan besar berkaitan dengan pembuangan. Di tengah pergumulan atas lenyapnya Bait Allah, Mazmur 90-106 menolong umat untuk menata kembali imannya: Siapakah Allah saat hal-hal yang sebelumnya adalah simbol kehadiran-Nya runtuh? Mazmur 90-106 menawarkan jawaban: Allah tetap memerintah, Allah tetap setia, dan Allah tetap menjadi tempat perlindungan dari masa ke masa.

Mazmur 90 adalah doa Musa yang dimaksudkan untuk mengembalikan umat kepada akar sejarah iman mereka. Saat umat kehilangan pijakan, pemazmur mengajak umat melihat bahwa sejak awal, Allah adalah "tempat kediaman" umat-Nya. Kontras antara kefanaan manusia dan kekekalan Allah mengingatkan bahwa walaupun kehilangan tanah air, mereka tetap memiliki Tuhan yang menjadi rumah sejati mereka. Mazmur 91-100 mengarahkan perhatian umat kepada keagungan Tuhan sebagai Raja atas seluruh ciptaan. Walaupun situasi politik seperti tak terkendali, takhta Tuhan tak pernah goyah. Mazmur 93-99?yaitu mazmur-mazmur Kerajaan?menggambarkan Tuhan sebagai Raja yang kudus, yang kekuasaan-Nya melampaui bangsa-bangsa, para raja, bahkan kekuatan alam. Dari sisi pastoral, umat diajak menemukan ketenangan dalam kenyataan bahwa Tuhan berdaulat atas sejarah. Dengan memandang kepada Allah yang memerintah, umat Israel belajar mengatur ulang perspektifnya, yaitu bahwa krisis tidak mengubah siapa Tuhan itu.

Mazmur 91-106 penuh dengan pengakuan bahwa umat Allah tidak selalu hidup setia. Mazmur 103 dan 104 meneguhkan kasih setia dan pemeliharaan TUHAN, menunjukkan bahwa belas kasihan-Nya lebih kuat daripada murka-Nya. namun puncak refleksi ini mencapai titik terdalam dalam mazmur 106 yang menelusuri kembali kegagalan umat Israel di sepanjang sejarah: dari pemberontakan di padang gurun, penyembahan berhala, hingga ketidaksetiaan yang berulang kali dilakukan. Meskipun sejarah penuh dengan kesalahan manusia, pemazmur menunjukkan bahwa kasih setia TUHAN selalu lebih besar daripada kegagalan umat-Nya. Dengan demikian, Mazmur 106 bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga pengakuan liturgis yang membentuk identitas Rohani umat berdasarkan pada anugerah Tuhan yang tak pernah meninggalkan perjanjian-Nya. [GI Yorimarlina Umboh]





Renungan GeMA 1 Januari 2026
Ajar Kami Menghitung Hari (Tahun Baru)

Pernahkah Anda merasa bahwa waktu berjalan begitu cepat? Dalam dunia yang serba cepat ini, kita sering terjebak dalam rutinitas yang membuat kita tidak memikirkan arah hidup kita. Mazmur 90 mengajak kita untuk memikirkan tentang waktu, kehidupan dan bagaimana kita mengisinya. Mazmur ini merupakan doa Musa, seorang pemimpin besar yang menyadari betapa singkat dan rapuhnya hidup manusia.

Mazmur 90 adalah satu-satunya mazmur yang ditulis oleh Musa, seorang tokoh besar dalam sejarah Israel. Mazmur ini tergolong sebagai mazmur hikmat serta merupakan perenungan dan doa tentang kefanaan manusia serta kekekalan Allah. Kemungkinan besar, saat Musa menuliskan mazmur ini, umat Israel sedang mengembara di padang gurun, dan ia menyaksikan banyak orang Israel mati karena tidak menaati Allah. Bayangkan perasaan Musa saat melihat generasi umat Allah yang keluar dari Mesir meninggal satu persatu di padang gurun! Perkataan Musa?"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, supaya kami beroleh hati yang bijaksana" (90:12)?bukan hanya sekadar pengakuan akan singkatnya hidup, tetapi permohonan agar kita bisa hidup dengan kesadaran dan kebijaksanaan. Kata "menghitung" di sini bukan sekadar menjumlahkan hari, tetapi merenungkan makna hidup yang kita jalani setiap hari. Musa tahu bahwa manusia mudah terjebak dalam kesibukan yang sia-sia. Oleh karena itu, Musa memohon agar Tuhan memberi kemampuan untuk menjalani hidup yang bertujuan dan bermakna.

Mazmur 90 mengingatkan bahwa hidup itu singkat dan tidak dapat diputar ulang. Oleh karena itu, kita perlu bertanya: Apakah perbuatan kita hari ini bernilai kekal? Apakah hidup kita saat ini sesuai dengan kehendak Tuhan? Mazmur ini bukan dimaksudkan untuk membuat kita takut akan kematian, tetapi agar kita menjalani hidup dengan kesadaran untuk bertanggung jawab secara rohani. Mazmur 90 adalah seruan hati seorang pemimpin yang menyadari kefanaan dirinya dan umatnya, serta penuh harapan kepada Allah yang kekal.

Saat memasuki tahun baru, evaluasilah hidup Anda! Tahun baru bukan hanya pergantian tahun, tetapi kesempatan menata ulang arah hidup. Belajarlah menghitung hari dengan bijak: Bukan hanya sekadar menghitung lama hidup, tetapi memikirkan cara hidup kita di hadapan Tuhan! Tahun baru adalah undangan memperbarui tekad untuk memakai waktu guna melakukan hal-hal yang kekal, memperdalam relasi dengan Tuhan, melayani dengan setia, dan hidup dalam kasih yang nyata. Ingatlah bahwa waktu bukan hanya berjalan, tetapi juga membentuk kita. Di tahun yang baru ini, apakah Anda sudah memohon agar Tuhan membentuk hati Anda menjadi hati yang bijaksana?

[GI Yorimarlina Umboh]
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design