Saat bangsa Israel dalam perjalanan dari Mesir menuju Kanaan, Allah memerintahkan Musa untuk membangun Kemah Suci sebagai tempat menyembah Allah. Salah satu perlengkapan yang harus disiapkan adalah kaki pelita yang berfungsi menerangi Kemah Suci. Kaki pelita yang dibuat dari emas murni ini ditaruh di ruang yang disebut Tempat Kudus dalam Kemah Suci (Keluaran 25:31; Ibrani 9:2). Allah memerintahkan Harun dan keturunannya untuk menjaga kaki pelita tersebut supaya menyala terus siang dan malam (Keluaran 27:20-21). Kaki pelita dalam Perjanjian Lama itu adalah simbol dari gereja dalam Perjanjian Baru.
Sebagai kaki pelita dalam Perjanjian Baru, gereja menggenapi beberapa simbol yang digambarkan oleh kaki pelita dalam Perjanjian Lama. Kaki pelita dibuat dari emas murni yang dihasilkan melalui pengujian dan pembakaran dalam api. Emas murni yang telah melewati pengujian merupakan simbol dari kemuliaan dan kesucian. Kenyataan di atas mengindikasikan bahwa gereja sebagai kaki pelita akan terus-menerus melalui berbagai ujian untuk menjadi mulia dan suci. Dalam catatan Alkitab, ujian itu umumnya berbentuk penderitaan atau siksaan, baik secara jasmani maupun rohani. Namun, sejarah gereja membuktikan bahwa ujian juga bisa datang dalam bentuk kesuksesan, dosa, dan kenikmatan yang menggoda gereja untuk meninggalkan Kristus. Sebagaimana api penyucian menghasilkan emas murni, demikian juga ujian akan membuat gereja menjadi semakin murni dan suci.
Makna simbolis lain dari gambaran gereja sebagai kaki pelita adalah bahwa gereja harus memancarkan terang di tengah dunia yang gelap ini. Kaki pelita tidak memiliki terang dalam dirinya sendiri. Ia hanya wadah untuk memancarkan terang. Sama seperti kaki pelita, gereja tidak memiliki terang. Gereja adalah wadah untuk memancarkan Terang Dunia Sejati, yakni Tuhan Yesus. Dalam pengajaran-Nya, Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Terang Dunia (Yohanes 8:12). Akan tetapi, Ia juga menyebut gereja sebagai terang dunia (Matius 5:14-16). Sebagai terang dunia, gereja tidak memancarkan terang sendiri. Ia hanya memantulkan sinar terang yang diterima dari Tuhan Yesus. Oleh karena itu, makin erat relasi gereja dengan Tuhan Yesus, makin terang cahaya yang dipancarkan gereja dalam dunia ini.
Pengajaran di atas menolong kita untuk memandang ujian terhadap gereja dengan sudut pandang positif. Allah mengizinkan gereja mengalami ujian untuk memurnikan dan menjadikannya lebih mulia. Ujian apa yang sedang dihadapi gereja Anda saat ini? Langkah konkret apa yang gereja Anda lakukan untuk mengalahkan ujian, tampil menjadi pemenang, dan makin bersinar bagi Kristus?