Setelah Tuhan Yesus selesai dibaptis, Markus mencatat bahwa langit terkoyak (1:10). Kata "terkoyak" menyiratkan sesuatu yang robek secara permanen, bukan sekadar terbuka sementara. Jika disatukan kembali, hasilnya tidak akan sama seperti semula. Hal ini melambangkan sesuatu yang radikal: Pemisah antara langit dan bumi kini terbuka! Di satu sisi, hal ini menunjukkan bahwa jalan menuju Allah telah dibuka bagi manusia. Di sisi lain, hal ini juga menandakan bahwa Allah datang dan hadir di antara manusia. Setelah itu, Roh Kudus turun, bukan seperti elang yang menyambar mangsanya, tetapi seperti burung merpati yang lembut dan tenang. Peristiwa ini mengingatkan kita pada peristiwa turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta. Sebagaimana Yesus Kristus memulai pelayanan-Nya sesudah Roh Kudus turun pada saat pembaptisan diri-Nya oleh Yohanes Pembaptis, demikian pula para murid mulai tersebar untuk melayani ke seluruh dunia sesudah Roh Kudus turun pada hari Pentakosta.
Peristiwa terakhir yang disebut dalam bacaan Alkitab hari ini adalah adanya suara Bapa dari surga, "Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan." Pernyataan ini adalah puncak penegasan Allah Bapa tentang identitas Yesus Kristus sebagai Anak Allah, sekaligus sebagai Hamba Allah yang diutus Allah. Sebutan "Bapa" merujuk pada dua teks penting dari Perjanjian Lama (Mazmur 2:7 dan Yesaya 42:1). Mazmur 2:7 menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, "Engkaulah Anak-Ku!". Yesaya 42:1 menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Hamba Allah, "Lihat, itu Hamba-Ku ... yang kepada-Nya Aku berkenan." Jadi, Yesus Kristus bukan hanya Sang Mesias, tetapi juga Hamba yang taat dan menderita demi keselamatan kita.
Yesus Kristus dikasihi oleh Allah Bapa bukan karena apa yang Ia lakukan, tetapi karena siapa Dia, yaitu bahwa Dia adalah Anak Allah yang merupakan satu kesatuan dengan Allah Bapa (Yohanes 10:30). Relasi kasih dalam kesatuan Allah Tritunggal itu sudah ada dalam kekekalan. Perkenanan Allah Bapa berkaitan dengan ketaatan Yesus Kristus sebagai Hamba Allah. Yesus Kristus dikasihi bukan hanya karena identitas-Nya, tetapi juga karena Dia menjalankan tugas Mesianik sebagai Hamba Allah yang taat sampai mati. Identitas dan ketaatan tidak bisa dipisahkan. Ketaatan Yesus Kristus membuat Ia diperkenan oleh Allah Bapa dan identitas-Nya sebagai Anak Allah dan sebagai Hamba Allah diumumkan kepada publik. Saat merayakan Natal tahun ini: apakah Anda memandang perayaan itu sekadar sebagai rutinitas tradisi, atau Anda memandang perayaan itu sebagai saat untuk menyambut kehadiran Sang Anak Allah yang berkenan kepada Bapa?