Setelah orang Israel menduduki sebagian daerah Kanaan, mereka mulai membangun kehidupan di sana. Mereka membagi kota-kota itu untuk suku-suku yang ada (pasal 17). Mereka membangun kembali kota-kota yang tadinya mereka hancurkan. Infrastruktur dibuat untuk perkembangan mereka di masa depan. Namun, kenyamanan membuat mereka terlena. Mereka merasa cukup dengan segala kota dan fasilitas yang mereka miliki. Mereka tidak lagi mau berperang untuk menduduki seluruh Tanah Kanaan, padahal masih ada tujuh suku yang belum mendapatkan milik pusaka (18:2).
Kenyamanan yang mereka bangun "menidurkan" visi Allah yang telah mereka terima. Allah memerintahkan mereka untuk menduduki negeri itu dan membagi negeri itu untuk semua suku Israel. Oleh sebab itu, Yosua menegur mereka dengan keras agar mereka bangun dari keterlenaan dalam kondisi yang nyaman dan kembali kepada visi Allah sebelumnya, yakni menduduki seluruh Tanah Kanaan dan membaginya kepada suku-suku Israel (18:3). Teguran yang keras membuahkan hasil, yakni mereka pergi menjelajahi Tanah Kanaan untuk melihat dan mencatat keadaannya.
Bagaimana dengan kita? Bukankah seringkali kenyamanan membuat kita terlena dan selanjutnya menidurkan visi Allah dalam hidup kita? Jika kita terlena dalam kenyamanan yang sedang kita nikmati, sekaranglah waktunya untuk bangun dari keterlelapan dalam zona nyaman dan kembali kepada visi serta panggilan Allah yang semula dalam hidup kita, sehingga Allah dipermuliakan melalui kehidupan kita. [SL]
Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Berapa lama lagi kamu ber malas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?" Yosua 18:3