Sistem keimaman berkaitan erat dengan sistem pengorbanan. Bisa dikatakan bahwa tugas utama seorang imam adalah melaksanakan sistem pengorbanan. Karena sistem pengorbanan dalam Perjanjian Lama bersifat simbolik dan simbol-simbol pengorbanan dalam Perjanjian Lama telah digenapi oleh pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, maka sistem keimaman Perjanjian Lama tidak bisa dan tidak perlu lagi dijalankan dalam Perjanjian Baru.
Dalam sistem pengorbanan Perjanjian Lama, yang menjadi sentral adalah Allah sendiri, bukan sang imam. Sebelum Harun dan anak-anaknya ditahbiskan menjadi imam, lebih dulu dipersembahkan korban penghapus dosa bagi mereka. Selanjutnya, karena imam juga termasuk orang berdosa, mereka harus mempersembahkan korban penghapus dosa bagi diri mereka sendiri sebelum bisa mempersembahkan korban bagi umat Allah. Korban-korban dalam Perjanjian Lama itu tidak hanya dipersembahkan sekali, melainkan berulang-ulang. Pengulangan ini menunjukkan bahwa korban-korban itu sebenarnya tidak menyelesaikan masalah. Korban Yesus Kristus di kayu saliblah yang benar-benar menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, sesudah Tuhan Yesus mengorbankan diri-Nya sendiri di kayu salib, tidak perlu ada lagi sistem pengorbanan. Itulah sebabnya, sistem pengorbanan Perjanjian Lama sudah tidak diselenggarakan lagi pada masa kini.
Orang Kristen berlatar belakang penyembah berhala ada yang masih melakukan kebiasaan lama, misalnya menanam kepala kerbau sebelum membangun rumah. Tindakan tersebut jelas bertentangan dengan kehendak TUHAN. Coba sebutkan contoh-contoh lain yang merupakan kebiasaan lama berlatar belakang penyembahan berhala yang harus ditinggalkan![P]
"Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa." Ibrani 10:18