REDAKSI
Salam sejahtera dalam kasih Kristus.
Menjelang akhir penyelesaian GeMA edisi November-Desember 2025, kami kehilangan seorang penerjemah senior yang telah puluhan tahun membantu melaksanakan penerjemahan GeMA, yaitu Alm. Bapak Tjong It Siauw. Selama ini, beliau melakukan pelayanan penerjemahan dengan setia dan sangat teliti. Sebelum GeMA memiliki editor untuk terjemahan bahasa Mandarin, beliau juga sering memeriksa seluruh naskah sebelum dicetak agar sedapat mungkin bisa menghindari kesalahan. dalam penerjemahan. Beliau wafat karena sakit dan juga karena penurunan kondisi fisik pada usia lanjut (76 tahun). Kami berharap bahwa pembaca GeMA ikut mendukung para penerjemah GeMa di dalam doa, dan Tuhan terus membangkitkan para penerjemah muda agar pelayanan penerjemahan bisa terus berlangsung, sehingga GeMA juga bisa dimanfaatkan oleh mereka yang hanya bisa berbahasa Mandarin.
Bacaan Alkitab pada edisi ini mencakup beberapa kitab nabi kecil (Hosea, Yoel, Amos), surat 1-2 Tesalonika, surat-surat penggembalaan (1-2 Timotius, Titus, Filemon), serta dua renungan khusus menyangkut Natal dan renungan menyangkut misi gereja yang sekaligus merupakan renungan akhir tahun. Kitab Hosea mengingatkan kita tentang kasih Allah yang tidak pernah menyerah menghadapi pengkhianatan umat-Nya. Kitab Yoel mendesak kita untuk melihat krisis dan bencana bukan hanya secara horizontal—sebagai peristiwa duniawi—tetapi juga secara vertikal—sebagai teguran dari Allah yang memanggil umat-Nya untuk kembali kepada-Nya. Kitab Amos menegaskan bahwa Allah itu benar dan adil. Ia menghukum dosa, tetapi Ia memberi pengharapan bagi mereka yang mau bertobat. Surat 1-2 Tesalonika adalah surat yang bisa dipandang sebagai kurikulum untuk membina gereja baru yang belum lama berdiri. Surat 1-2 Timotius menjelaskan bahwa gereja merupakan alat Allah untuk menyatakan kebenaran-Nya. Surat Titus menjelaskan bahwa Allah harus dimuliakan melalui kesalehan jemaat. Seri renungan Natal menyoroti tentang identitas Kristus. Seri renungan tentang misi membahas tentang rencana Allah bagi gereja.
Kami berharap agar program pembacaan Alkitab "GeMA" ini memperluas wawasan kita terhadap kehendak Allah dalam hidup kita. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para penulis dan penerjemah serta editor bahasa Mandarin yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan renungan GeMA edisi ini. Kiranya Tuhan memberkati kita semua!
Membina Gereja Baru
Gereja Tesalonika adalah gereja kedua yang dirintis oleh Rasul Paulus di wilayah Makedonia saat ia melakukan perjalanan misi yang kedua. Mula-mula, Rasul Paulus dan Silas melintasi beberapa kota yang pernah ia layani dalam perjalanan misi yang pertama, yaitu Derbe dan Listra, untuk meneguhkan iman jemaat yang pernah ia layani dalam perjalanan misi pertama. Karena Roh Kudus mencegah mereka memberitakan Injil di provinsi Asia (di sebelah Selatan), mereka melintasi provinsi Frigia, provinsi Galatia, dan provinsi Misia. Mereka ingin menuju provinsi Bitinia (di sebelah Utara), tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan. Saat mereka tiba di Troas, Allah memberi suatu penglihatan tentang seorang Makedonia yang memanggil mereka untuk memberitakan Injil kepada mereka. Jelas bahwa perjalanan misi ke provinsi Makedonia—yaitu di kota Filipi, Tesalonika, dan Berea—tidak didasarkan pada keinginan pribadi, tetapi didasarkan pada pimpinan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 16:1-10).
Membentuk Gereja yang Sehat
Sabtu, 1 November 2025
Bacaan Alkitab hari ini:
1 Tesalonika 1
Gereja baru yang ideal adalah gereja yang sehat secara rohani. Jemaat Tesalonika—sebagai gereja yang sehat secara rohani—memiliki tiga ciri menonjol, yaitu adanya iman yang terungkap dalam tindakan, adanya kasih yang terlihat dari kesungguhan menaati firman Tuhan, dan adanya pengharapan yang terlihat dari ketekunan menghadapi penderitaan (1 Tesalonika 1:3). Iman jemaat Tesalonika terlihat dari tindakan mereka meninggalkan praktik penyembahan berhala dan berbalik menjadi umat yang melayani Allah yang hidup dan benar dengan setia (1:9). Kasih membuat mereka menaati firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, dan membuat mereka bisa menjadi teladan bagi semua orang percaya di provinsi Makedonia dan Akhaya (1:6-8). Pengharapan terhadap kedatangan Kristus kedua kali membuat mereka sanggup menghadapi penindasan yang berat dengan tekun (1:6,10).
Salam "Anugerah dan damai sejahtera menyertai kamu" (1:1b)—yang terdapat dalam semua surat Rasul Paulus dengan sedikit variasi—memperlihatkan bahwa konsep "anugerah" dan "damai sejahtera" adalah landasan bagi kesehatan gereja. Bila kita sadar bahwa seluruh hidup kita—termasuk keselamatan dan semua yang kita miliki—merupakan pemberian atau anugerah Allah, hidup kita akan diwarnai oleh anugerah. Bila hidup kita diwarnai oleh anugerah Allah, kita tidak akan gampang marah dan tidak akan dikuasai oleh keinginan membalas dendam. Anugerah Allah akan membuat kita bermurah hati, karena Allah telah lebih dahulu bermurah hati terhadap diri kita. Kita akan mempersembahkan kepada Allah segala sesuatu yang terbaik pada diri kita sebagai respons terhadap anugerah Allah yang telah kita terima. Bila hidup kita diselimuti oleh damai sejahtera yang berasal dari Allah, kehidupan kita akan stabil dan tidak mudah gelisah. Ingatlah bahwa damai sejahtera yang berasal dari Allah adalah damai sejahtera yang tidak tergantung pada situasi (bandingkan dengan Yohanes 14:27).
Sungguh menakjubkan bahwa dalam waktu singkat pelayanan Rasul Paulus bisa menghasilkan sebuah jemaat teladan! Ingatlah bahwa Rasul Paulus melayani jemaat Tesalonika dalam rentang waktu singkat, yaitu tiga hari Sabat berturut-turut (Kisah Para Rasul 17:2-10). Mungkin saja, setelah hari Sabat ketiga, Rasul Paulus masih terus melayani di luar rumah ibadat atau memakai rumah Yason, tetapi rentang waktunya jelas tidak terlalu lama. Bagaimana dengan gereja tempat Anda beribadah: Apakah gereja Anda merupakan gereja teladan yang memperlihatkan ciri adanya iman yang terwujud dalam tindakan, adanya kasih yang terungkap dalam kesungguhan melayani, dan adanya pengharapan yang menumbuhkan ketekunan saat menghadapi masalah? [GI Purnama]