Berpegang Pada Kebenaran
Senin, 6 Oktober 2025
Bacaan Alkitab hari ini:
Yeremia 38
Iman kita kepada Allah baru akan teruji setelah kita memilih untuk berpegang pada kebenaran, meskipun harus rugi. Bila kita mengompromikan kebenaran demi keuntungan, kita belum benar-benar beriman kepada Allah. Tetap menyuarakan kebenaran, tetap membela kebenaran adalah sikap Nabi Yeremia. Meskipun menghadapi berbagai macam tantangan dan ancaman kematian, Nabi Yeremia tidak mundur atau berubah sikap. Ia tetap menyuarakan firman TUHAN kepada umat yang tegar tengkuk dan menolak firman TUHAN itu.
Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita menemukan empat orang yang mencelakai Nabi Yeremia dengan memasukkannya ke dalam sumur yang kering. Keempat orang ini tampaknya adalah kerabat raja, mungkin para pangeran yang disebut pemuka. Mereka adalah Sefatya bin Matan, Gedalya bin Pasyhur, Yukhal bin Selemya, dan Pasyhur bin Malkia. Dengan seizin Raja Zedekia, keempat orang ini melemparkan Nabi Yeremia ke dalam sumur agar mati kelaparan (38:6). Mereka bertindak seperti itu terhadap Nabi Yeremia karena mereka tidak suka mendengar firman TUHAN yang disampaikan melalui Nabi Yeremia. Mereka tidak menyukai ide bahwa mereka harus menyerah kepada bangsa Babel. Mereka ingin tetap berada di Yerusalem dan tidak mau memikul kuk dari bangsa Babel. Mereka berkata bahwa perkataan Nabi Yeremia melemahkan semangat para prajurit yang tersisa serta semangat segenap rakyat. Mereka membungkam Nabi Yeremia dengan memasukkannya ke dalam sumur. Namun, TUHAN tidak membiarkan Yeremia, nabi-Nya yang setia, berada di dalam sumur. Ia memakai seorang pembesar Etiopia bernama Ebed-Melekh untuk menghadap raja dan meminta agar Yeremia dikeluarkan dari sumur sebelum mati kelaparan (38:1-13). Puji TUHAN! Pertolongan-Nya tidak pernah terlambat!
Apakah Nabi Yeremia tahu bahwa ia akan ditolong? Kemungkinan besar tidak! Meskipun demikian, ia tidak tawar hati atau kecewa karena harus mengalami hal-hal buruk, padahal ia tidak melakukan kesalahan. Sama seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang tidak takut meskipun menghadapi ancaman maut, Nabi Yeremia juga tetap menyuarakan kebenaran dengan tetap menyampaikan firman TUHAN kepada raja Zedekia (38:11-24). Ia benar-benar merupakan nabi yang diutus dan dipakai TUHAN! Di zaman yang serba tidak pasti dan bengkok ini, apakah Anda tetap berpegang pada kebenaran atau Anda menganggap kebenaran sebagai barang usang yang tidak dapat dipertahankan lagi? Apakah Anda selalu meminta hikmat TUHAN untuk menegur kesalahan dan menasihati orang yang hidup dalam dosa atau Anda menutup mata supaya tetap disukai orang?