Pengkhotbah 7:23-8:17

Beda Orang Benar dan Orang Fasik

31 Juli 2025
Pdt. Abadi

Hidup di dunia ini penuh dengan pertanyaan. Kita sering mempertanyakan realitas kehidupan yang tidak sesuai dengan pemikiran kita. Sebagai contoh, orang yang berlaku benar mengalami atau menerima apa yang seharusnya diterima orang fasik, yaitu hukuman. Seharusnya orang benar menerima upah yang baik, bukan hukuman, sedangkan orang fasik mengalami apa yang sepantasnya diterima orang benar, yaitu upah yang baik. Seharusnya, orang fasik menerima hukuman. Apa yang dikatakan Pengkhotbah masih relevan dengan apa yang terjadi di dunia ini. Orang yang berlaku benar dan baik dengan mudah dilupakan. Jika ada hukuman yang dijatuhkan kepada orang fasik, yang kerap terjadi adalah hukuman atas mereka yang berbuat kesalahan yang besar lebih ringan daripada hukuman atas mereka yang berbuat kesalahan kecil. Jadi, perbuatan baik dan benar kelihatannya sia-sia (menguap), sedangkan hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera—atau tidak—dilaksanakan. Lalu, apakah kita akan berbuat jahat seperti kata Pengkhotbah, "hati anak-anak manusia penuh niat untuk berbuat jahat" (8:11)?

Pengkhotbah terus mengingatkan bahwa kehidupan kita itu sia-sia, seperti uap air yang tidak bisa dipegang, "Tiada seorang pun berkuasa menahan angin dan tiada seorang pun berkuasa atas hari kematian" (8:8). Dari sudut pandang manusiawi, tidak ada orang yang bisa menahan angin atau yang bisa menentukan hari kematiannya. Akan tetapi, ada Seorang yang datang dari Allah, yaitu Tuhan Yesus, yang dapat menghentikan angin badai (Matius 8:26) serta memperoleh kuasa atas maut melalui kematian-Nya (Ibrani 2:14-15), dan kuasa atas maut ini dibuktikan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dengan demikian, nyatalah bahwa umat manusia memang tidak dapat menyelami seluruh karya ciptaan Allah yang tampak sia-sia. Akan tetapi, kita patut bersyukur karena Tuhan Yesus sudah menaklukkan kesia-siaan itu.

Bagaimana pendapat Anda tentang pandangan bahwa menjadi orang benar maupun menjadi orang fasik merupakan kesia-siaan (8:14)? Pengkhotbah mengingatkan kita bahwa keadaan orang benar dan orang fasik tetap berbeda sesuai dengan kelakuan mereka. "Walaupun orang berdosa yang seratus kali berbuat jahat hidup lama, aku tahu orang yang takut akan Allah akan baik keadaannya," demikian kata Pengkhotbah. "Orang fasik tidak akan baik keadaannya". Pengkhotbah terus mengingatkan kita bahwa "takut akan Allah" adalah kunci yang membedakan keadaan orang benar dan orang fasik (8:12-13). Jika kita memiliki hati yang takut akan Allah, apa pun yang terjadi pada diri kita, keadaan kita akan baik, jika tidak di dalam dunia sekarang ini, yang pasti adalah di dalam surga nanti.

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design