Pengkhotbah 3:1-15

Allah Membuat Indah Pada Waktunya

25 Juli 2025
Pdt. Abadi

Pasal 3 dimulai dengan suatu penyataan kebenaran bahwa "untuk segala sesuatu ada waktunya". Pernyataan di atas menjelaskan tentang natur realitas, yaitu bahwa apa pun yang ada di dunia ini ("di bawah langit") memiliki ritme dan musim masing-masing (3:1-8). Untuk menjelaskan bahwa "untuk segala sesuatu ada waktunya", Pengkhotbah memakai gaya bahasa merisme dalam bentuk puisi. (Merisme adalah perangkat retorika—atau kiasan—yang menggabungkan dua bagian yang kontras dari keseluruhan untuk merujuk pada keseluruhan. Misalnya, ungkapan "langit dan bumi", berarti "semua yang ada di antara langit dan bumi"). Semua hal yang terjadi di dunia ini terbentang di antara kelahiran dan kematian (3:2), Semua hal yang dimaksud mencakup hal-hal yang berkaitan dengan emosi, kekayaan, dan relasi. Dengan gaya bahasa ini, Pengkhotbah mengingatkan kita bahwa semua yang terjadi di dunia ini ada di dalam waktu yang tidak bisa diulang dan terbatas (karena kesementaraan kita).

Pengkhotbah mempertanyakan tentang keuntungan yang didapat oleh seorang pekerja dari jerih lelahnya (3:9; 1:3). Pertanyaan ini telah dijawab dalam 2:11 (TB1), "segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari." Tidak ada keuntungan di bawah langit ("di bawah matahari") dan segala sesuatu "menguap". Akan tetapi, Pengkhotbah mengajar kita bahwa karena hidup kita hanya sementara (antara kelahiran dan kematian) dan natur segala kegiatan kita adalah hebel (menguap), kita tetap harus percaya dan takut akan Allah (3:14) karena Allah kita dapat "membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati" kita di dalam kesementaraan dan keterbatasan kita. Sekalipun Allah memberi kekekalan dalam hati kita, kita tetap tidak dapat mengerti atau menyelami apa yang dikerjakan Allah. Hanya Allah saja yang dapat membuat segala sesuatu tepat dan indah pada waktunya dan benar-benar memahami apa yang terjadi. Hanya Allah saja yang dapat memegang kendali atas waktu dan "meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukan" (3:15, Alkitab versi NIV menerjemahkan ungkapan Ibrani "Allah mencari yang sudah lalu" sebagai "Allah meminta pertanggungjawaban atas masa lalu"). Bagaimana Anda menanggapi masalah pertanggungjawaban ini dengan keadaan kita yang sementara dan terbatas dalam dunia ini?

Kitab Pengkhotbah mengingatkan agar kita menikmati kesenangan dalam segala jerih payah kita karena semuanya ini adalah pemberian Allah. Akan tetapi, hal itu harus dilakukan dengan hati yang takut akan Dia karena hanya Dia yang mampu mengendalikan segala sesuatu di segala waktu dan membuatnya indah pada waktunya.

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design