Pengkhotbah 2

Jerih Payah yang Tidak Sia-sia

24 Juli 2025
Pdt. Abadi

Setelah memaparkan (di pasal 1) bahwa segala usaha manusia di bumi—termasuk mengejar hikmat dan pengetahuan—adalah sia-sia (menguap), Pengkhotbah membahas tentang kesenangan, kekayaan, dan pencapaian yang semuanya—kata Pengkhotbah—juga sia-sia.

Pengkhotbah mencoba menikmati kesenangan dengan meminum anggur—tetapi tidak sampai mabuk—sampai dia mengetahui apa yang baik untuk manusia lakukan selama hidup mereka yang singkat. Hal ini menyadarkannya bahwa tidak ada gunanya terus-menerus menikmati anggur. Sebagai raja, sang Pengkhotbah dapat membangun banyak rumah dan mengubah lingkungannya menjadi fasilitas yang dia nikmati dalam hidupnya. Rumah, kebun anggur, taman, pohon buah, dan kolam menyediakan segala kebutuhan dan kenikmatan. Semua fasilitas yang super "wah" ini juga dinikmati oleh orang-orang yang bersama-sama dengan raja: budak-budak laki-laki dan perempuan, dan juga anak-anak para budak itu. Dia juga memiliki banyak ternak, harta berupa emas dan perak, dan bahkan para penyanyi pria dan wanita, dan banyak selir. Dengan fasilitas yang super mewah ini, siapa pun pengganti sang raja hanya bisa menyamai apa yang ia lakukan (2:12). Akan tetapi, Pengkhotbah menilai bahwa semua kesenangan, kekayaan, dan pencapaian tersebut juga akan sia-sia (menguap, 2:11).

Sekalipun Pengkhotbah mengetahui bahwa hikmat itu lebih berguna dan lebih bermakna daripada kebodohan, tetapi dia menyadari bahwa menjadi orang berhikmat pun pada akhirnya sia-sia karena kematian akan menimpa mereka, baik orang yang berhikmat maupun orang yang bodoh. Demikian pula, adalah sia-sia dan tidak adil jika hasil jerih payah orang berhikmat ditinggalkan untuk orang yang tidak berjerih payah. Orang yang telah berjerih payah, namun hatinya tidak tenang—diliputi rasa sedih, susah hati dan kekhawatiran—tidak dapat menikmati hasil jerih payahnya. Ini pun juga sia-sia.

Di akhir pasal ini, Pengkhotbah mengingatkan kepada kita bahwa semua yang kita miliki atau kita capai merupakan pemberian Allah. Allah dapat mengaruniakan segala "hikmat, pengetahuan, dan sukacita" kepada orang yang disenangi-Nya. Akan tetapi, di dalam kedaulatan-Nya, Allah juga dapat memerintahkan orang-orang berdosa untuk memberikan segala yang mereka kumpulkan kepada orang-orang yang disenangi-Nya. Sebagai contoh, orang Mesir harus menyerahkan emas, perak, dan kain-kain kepada orang-orang Israel (Keluaran 12:35-36). Setelah Anda membaca bagian ini, apakah Anda mulai merasa putus asa (Pengkhotbah 2:20)? Ingatlah "bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia" (1 Korintus 15:58).

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design