Saat membaca seluruh kitab Kisah Para Rasul, kita akan menyadari bahwa yang dibahas dalam kitab ini bukanlah riwayat pelayanan semua rasul, tetapi yang terutama adalah riwayat pelayanan Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Apakah hal itu berarti bahwa rasul-rasul yang lain tidak melakukan apa-apa? Tidak demikian! Rasul-rasul lain juga ikut melaksanakan Amanat Agung Kristus. Akan tetapi, di dalam hikmat-Nya, Roh Kudus—Sang Perancang Kitab Suci—memilih apa yang perlu dilestarikan untuk disampaikan kepada umat Allah di sepanjang zaman. Pemilihan tentang apa yang dimuat dalam Kitab Suci menjelaskan bahwa Kisah Para Rasul bukan buku biografi. Kita tidak mendapat penjelasan tentang pelayanan Rasul Petrus sesudah Sidang di Yerusalem di pasal 15, dan kita juga tidak mengerti lanjutan riwayat Rasul Paulus sesudah menjadi tahanan rumah di kota Roma selama dua tahun. Yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana Roh Kudus memimpin arah perkembangan gereja. Semua peristiwa yang terjadi menunjukkan bahwa Roh Kudus memimpin sehingga Rasul Paulus bisa tiba di kota Roma dan melayani jemaat di kota itu.
Peristiwa munculnya ular beludak yang menggigit tangan Rasul Paulus membuka jalan bagi Rasul Paulus untuk melayani penduduk kota Malta. Selanjutnya, dukungan penduduk pulau tersebut (28:10) membuat rombongan Rasul Paulus memiliki bekal yang cukup sampai mereka bisa tiba di kota Roma. Adanya cemoohan (28:4) dan penolakan (28:24) yang dialami oleh Rasul Paulus merupakan bagian yang pasti dialami oleh setiap orang percaya yang ingin melaksanakan Amanat Agung Kristus. Sekalipun ada cemoohan dan penolakan, Roh Kudus tetap bisa melaksanakan rancangan-Nya, sehingga Amanat Agung Kristus—yaitu amanat untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus—bisa terlaksana. Tentu tak terduga bahwa walaupun status Rasul Paulus adalah tahanan, ia adalah tahanan rumah yang memiliki kebebasan untuk bertemu dan berdiskusi dengan semua orang yang datang mengunjungi dia (28:30-31). Adanya penjaga justru menjamin keamanannya (28:16). Ketaatan Rasul Paulus terhadap kehendak Allah membuat dia bisa menjadi alat yang dipakai Allah secara efektif untuk melaksanakan rencana-Nya. Adanya cemoohan, pihak oposisi, bencana alam, rencana jahat, pemenjaraan, dan sebagainya tidak bisa menghalangi pelaksanaan rencana Allah. Apakah Anda percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu demi kebaikan orang-orang yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya? (bandingkan dengan Roma 8:28). Apakah Anda termasuk orang yang mengasihi Allah? Apakah Anda bersedia untuk ikut menjadi pelaksana rencana Allah?