Kisah Para Rasul 15:35-16:12

Mengatasi Perbedaan Pendapat

6 Juli 2025
GI Purnama

Dalam kehidupan bersama, adanya perbedaan pendapat tidak selalu bisa dihindarkan. Dalam masalah sunat, kita bersyukur karena gereja mula-mula bisa menemukan jalan keluar dan mencapai kesepakatan. Akan tetapi, kadang-kadang, kita tidak selalu bisa menemukan jalan keluar yang bisa diterima oleh semua pihak. Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita bisa membaca tentang adanya perbedaan pendapat antara dua orang rasul, yaitu Barnabas dan Paulus, tentang keikutsertaan Yohanes Markus dalam perjalanan misi.

Yohanes Markus berasal dari keluarga Kristen. Maria—ibu dari Yohanes Markus—menyediakan rumahnya sebagai tempat untuk berdoa bagi para pengikut Kristus. Oleh karena itu, keluarga mereka memiliki kedekatan dengan Rasul Petrus. Saat Rasul Petrus dibebaskan dari penjara oleh seorang malaikat Tuhan, hal pertama yang ia lakukan adalah pergi ke rumah Maria. Kemungkinan, Rasul Petrus menduga bahwa ada orang-orang percaya yang sedang berkumpul di rumah Maria untuk mendoakan dia (12:12). Saat terjadi kelaparan di Yudea, Barnabas dan Saulus—yang kemudian disebut Paulus—diutus ke Yerusalem untuk membawa bantuan dari Gereja Antiokhia. Saat kembali ke Antiokhia, mereka membawa Yohanes Markus (12:25). Oleh karena itu, saat Barnabas dan Saulus melakukan perjalanan misi yang pertama, mereka membawa Yohanes Markus (13:2-5). Sayangnya, keikutsertaan Yohanes Markus hanya sebentar. Ia meninggalkan tim dan kembali ke Yerusalem tanpa ada penjelasan (13:13). Bagi Rasul Paulus, tindakan Yohanes Markus ini sangat mengecewakan sehingga Ia menolak untuk membawa Yohanes Markus dalam perjalanan misi kedua (15:38). Akan tetapi, bagi Barnabas yang berhati lembut, Yohanes Markus harus diberi kesempatan kedua (15:37). Perbedaan pendapat ini menimbulkan perselisihan yang tajam (15:39), sehingga tim misi terpecah. Barnabas tetap membawa Yohanes Markus, sedangkan Rasul Paulus membawa Silas (15:39-40).

Kita pasti berharap bahwa semua persoalan bisa diselesaikan secara baik-baik dan tidak mengharapkan terjadinya perpecahan. Akan tetapi, dalam keterbatasan kita, kadang-kadang perpecahan seperti dalam kasus Yohanes Markus tidak bisa dihindarkan. Yang harus diwaspadai adalah bahwa perpecahan jangan sampai menimbulkan terjadinya permusuhan. Di kemudian hari, Rasul Paulus kembali menyebut Yohanes Markus sebagai "teman sekerja" (Filemon 1:24). Menjelang akhir hidupnya, Rasul Paulus berkata bahwa pelayanan Yohanes Markus penting bagi dirinya (2 Timotius 4:11). Saat Anda menghadapi perpecahan atau perpisahan, apakah Anda bisa berpisah tanpa bermusuhan dengan partner Anda?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design