Banyak masalah yang terjadi karena adanya kesalahpahaman terhadap tindakan rekan. Kesalahpahaman ini terjadi karena setiap orang memiliki sudut pandangnya sendiri terhadap peristiwa yang telah terjadi. Kesalahpahaman umumnya bisa terselesaikan bila kita bisa memahami sudut pandang orang lain. Orang Kristen Yahudi yang mengikuti tradisi sunat masih memegang pendapat lama sebelum mereka menjadi Kristen, yaitu mereka harus menjaga jarak dengan orang yang tidak bersunat agar hubungan mereka dengan Allah tidak tercemar. Oleh karena itu, mereka sulit menerima kenyataan saat Rasul Petrus—yang termasuk pemimpin gereja—masuk ke rumah Kornelius dan bersekutu dengan orang-orang non-Yahudi yang tidak mengikuti tradisi sunat. Saat menghadapi protes tersebut, Rasul Petrus tidak menjadi tersinggung atau marah. Ia tidak mendebat protes mereka, tetapi ia menceritakan seluruh pengalamannya, terutama hal-hal yang menjadi landasan sikapnya. Setelah orang-orang Kristen Yahudi yang mengajukan protes memahami bahwa apa yang dilakukan Rasul Petrus adalah wujud ketaatan terhadap kehendak Allah, mereka menjadi tenang dan mengungkapkan kesimpulan mereka dengan berkata, "Jadi, kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup." (11:18).
Perhatikan bahwa masalah di atas tidak melebar dan situasi tidak memanas karena Rasul Petrus menghadapi masalah dengan kepala dingin. Ia tidak menyalahkan para pemrotes yang menentang keputusannya melayani orang-orang non-Yahudi, tetapi ia menunjukkan bahwa ia memahami pikiran dan perasaan para pemrotes dengan menceritakan seluruh pergumulan yang melandasi sikapnya. Hasilnya, para pemrotes bisa memahami dan menyetujui sikap dan tindakan Rasul Petrus, bahkan mereka ikut memuliakan Allah atas pelayanan yang dilakukan Rasul Petrus. Dalam gereja, banyak masalah akan lebih mudah diselesaikan bila setiap protes tidak dihadapi dengan sikap otoriter, melainkan dengan kepala dingin dan dengan menempatkan kehendak Allah sebagai landasan pengambilan keputusan.
Bagaimana para pemimpin gereja Anda menyikapi persoalan-persoalan yang muncul dalam kehidupan dan pelayanan jemaat? Apakah setiap persoalan dibicarakan dengan kepala dingin, dengan sikap menghargai pikiran dan perasaan rekan kerja, dan dengan landasan ketaatan terhadap kehendak Allah? Bagaimana sikap Anda saat Anda menghadapi persoalan dalam pekerjaan atau bisnis Anda? Bagaimana sikap Anda dalam menghadapi perbedaan pendapat dalam keluarga? Apakah Anda telah membiasakan diri menghadapi masalah dengan kepala dingin dan dengan sikap menghargai orang lain?