Pertobatan Saulus adalah pertobatan yang tak terduga dan sulit dipercaya. Saulus memiliki semangat yang berkobar-kobar untuk mengancam—bahkan membunuh—orang-orang Kristen. Dia meminta surat kuasa dari Imam Besar untuk menangkap dan membawa orang-orang Kristen yang berhasil ditangkap ke Yerusalem. Apakah orang semacam itu bisa berbalik dan menjadi percaya kepada Yesus Kristus? Kita akan condong untuk berpikir bahwa Saulus tidak mungkin bertobat. Seorang murid Tuhan bernama Ananias (bukan orang yang dihukum Tuhan karena berdusta di pasal 5) yang diminta Tuhan untuk membimbing Saulus pun semula tidak percaya bahwa Saulus bisa bertobat (9:13-14). Akan tetapi, Tuhan ternyata memiliki rencana khusus terhadap Saulus. Tuhan menyebut Saulus sebagai alat pilihan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain maupun kepada bangsa Israel (9:15). Tuhan Yesus secara khusus menjumpai Saulus yang sedang dalam perjalanan menuju kota Damsyik, dan Saulus akhirnya bertobat (9:3-7).
Dalam sejarah kekristenan, ada banyak tokoh gereja yang semula merupakan seorang penjahat yang menganiaya orang-orang Kristen. Roh Kudus bisa memakai banyak cara untuk menyadarkan seseorang yang pada akhirnya bukan hanya percaya kepada Kristus, tetapi juga menjadi alat di tangan Tuhan yang berjuang mati-matian untuk memberitakan Kristus. Secara umum, Allah menghendaki agar manusia percaya kepada Dia secara sukarela. Akan tetapi, bila Allah berkehendak, Allah bisa memakai cara-cara yang seperti "paksaan" untuk membuat seseorang bertobat. Kisah pertobatan Saulus ini seharusnya membuat kita meningkatkan semangat untuk mendoakan pertobatan orang-orang yang kita kasihi dan orang-orang yang kita kagumi. Kisah pertobatan Saulus ini seharusnya juga mengubah cara pandang kita kepada orang lain. Kita perlu menyadari bahwa setiap orang bisa berubah. Saulus, si penganiaya orang-orang Kristen, di kemudian hari berubah menjadi Rasul Paulus, seorang yang mengabdikan dirinya untuk memberitakan tentang Kristus dan secara gigih membela kekristenan.
Apakah Anda sudah pernah mendaftarkan orang-orang yang Anda harapkan bisa mendengar dan percaya kepada Yesus Kristus? Di antara mereka yang pernah Anda doakan, apakah Anda pernah berdoa bagi orang-orang yang Anda rasa "hampir" tidak mungkin berubah menjadi orang yang memercayai Kristus? Apakah gereja tempat Anda beribadah memiliki keterbukaan untuk menerima orang-orang—yang menurut ukuran umum—tidak layak untuk menjadi seorang Kristen? Kisah pertobatan Saulus mengingatkan kita bahwa setiap orang bisa bertobat dan bisa berubah.